Mohon tunggu...
TAZKIR
TAZKIR Mohon Tunggu... Guru - SELALU OPTIMIS

TERUS BERKARYA UNTUK ANAK BANGSA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata di Tanah Palestina

6 November 2023   14:50 Diperbarui: 6 November 2023   15:05 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Air Mata di Tanah Palestina

karya

Tazkir,SPd,MPd

Langit biru asap tebal hitam

Di bawah sinar matahari yang panas

Di tengah gurun perangkap luka dan penjara

Air mata di tanah Palestina mengalir deras

Mereka hidup di tengah kekacauan dan ketidakpastian

Bombardir terus menghantui dari zionis israil laknatulah

wanita, anak-anak, orang tua, muda

Tangisan, teriakan, jeritan, rintihan minta pertolongan

Setiap doa yang terucap dalam gelap

Darah anak-anak Gaza mengalir deras

Tak pernah lelah berjuang sepanjang malam

Tumbuh kekuatan semangat yang terus membara

Bumi yang dulu subur dan indah

Kini puing-puing yang terbentang luas

Air mata sajak yang tak terucap

Mengalir dalam diam

Mengungkapkan penderitaan mendalam

Mereka saksi bagi sejarah

Perjuangan yang tak kunjung usai

Air mata, keberanian, dan ketabahan,

Mengalir dari mata yang letih

Air mata itu mengalir dan tak henti

Mengiringi doa-doa selalu terpancar kapan kedamaian

Palestina tanah air yang teguh dan kokoh

Tanah kelahiran para Nabi

Dunia berdoa untuk perdamaian di tanah Palestina

Agar air mata itu akhirnya berhenti mengalir

Anak-anak Gaza kita berdiri bersama

Mereka masa depan Palestina

Kita doakan dan cintai kalian anak-anak Gaza

Semoga masa depan yang cerah menanti di bawah langit biru yang tenang

Allahu Akbar...

Penulis guru SMA Negeri 1 Bukit Bener Meriah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun