Majelis Adat Gayo Bener Meriah Perlu Pelestarian Budaya Sumang di Sekolah

Majlis Adat Gayo Bener Meriah 

Perlu Pelestarian Budaya Sumang di Sekolah

 

 

Bener Meriah-30/03 Muzakir Gusti Gorang bidang Pendidikan dan Budaya Majlis Adat Bener Meriah menyatakan Budaya sumang sudah lama dikenal melekat pada masyarakat Gayo yaitu sumang perceraken (perkataan), pelangkahen (perjalanan), kenunulen (posisi duduk)  dan penengonen (penglihatan), ini sudah cukup lama digunakan dalam ucapan, perbuatan dan akhlak masyarakat sehari-hari yang intinya agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan serta tata krama atau adab dilingkungan keluarga, pendidikan. 

Saat ini pada kaula muda terutama peserta didik di sekolah perlahan kini mulai tabu,  terutama dalam dunia pendidikan apalagi saat ini zaman serba teknologi berbaurnya berbagai budaya barat yang dilihat pada media online, jika tidak berhati-hati dan menjaga anak terutama orang tua ini akan berbahaya, di dalam dunia pendidikan ini perlu penerapan dengan sungguh-sungguh dalam penerapan sumang ini, sumang ini berkaitan erat dengan akhlakulkarimah, adab yang dimiliki setiap masyarakat Gayo. 

Begitu juga dikuatkan Hasanuddin Ketua Bidang Pendidikan dan Adat Majelis Adat Gayo Bener Meriah menyatakan dalam penerapan budaya daerah di sekolah penting untuk dilestarikan, memperkuat dan memperkenalkan budaya daerah kepada siswa, agar adanya sikap menghormati guru baik dari segi perkataan maupun tingkah laku. 

Hal ini juga dapat membantu meningkatkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya daerah serta memperkuat identitas Nasional. Penerapan budaya daerah di sekolah dapat membantu siswa saling menghargai antar peserta didik dan guru serta memperkaya pengalaman belajar mereka. 

Majlis Adat sudah turun langsung ke beberapa sekolah SMP, MAN, SMA, DAYAH tujuannya adalah untuk melestarikan budaya daerah dapat membantu menjaga keberagaman budaya di Indonesia dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan nasional.

Penulis Tazkir,S.Pd