Mohon tunggu...
Tazkiatunnisa Azzahra
Tazkiatunnisa Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif UIN Sunan Gunung Djati Bandung

halo! saya Tazkiatunnisa Azzahra, orang-orang biasa panggil saya zahra, saya merupakan mahasiswa aktif UIN Sunan Gunung Djati Bandung jurusan Bahasa dan Sastra Arab angkatan 2023. Sebagai seorang mahasiswa sudah pastinya kesibukan saya saat ini yaitu menjalankan tanggung jawab untuk menuntut ilmu. Saya hobi mendengarkan musik dan sedikit-sedikit bergelut di dunia cipta puisi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal 5 Tokoh Tafsir Terkemuka di Indonesia

18 Juni 2024   10:56 Diperbarui: 18 Juni 2024   10:59 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tafsir al-qur'an merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengetahui, memahami, dan maksud dari suatu hal yang bersangkutan dengan al-qur'an. Tafsir disini berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan tentang arti dan kandungan al-qur'an,  khususnya menyangkut ayat-ayat yang sukar dipahami dan samar artinya.

Dalam menafsirkan al-qur'an, tidak bisa dilakukan secara sembarangan sesuai dengan keinginan pribadi, akan tetapi  harus memenuhi kriteria yang sesuai, seperti; kecerdasan yang mumpuni, jalur guru, dan pendidikan (sanad) yang terhubung kepada Rasulullah SAW. Selain itu, menafsirkan al-qur'an juga harus menguasai ilmu-ilmu tertentu seperti ilmu Nahwu (tata bahasa), Shorof (morfologi), Balaghoh (kesastraan), Bahasa Arab, Ushul Fiqih (kaidah hukum), dan lain sebagainya. 

Menjadi seorang mufassir (penafsir) tidaklah harus orang Arab. Menafsirkan al-qur'an boleh dilakukan oleh siapa saja asalkan memenuhi syarat, ketentuan, dan kriterianya. Salah satu contohnya yaitu para ahli tafsir indonesia yang banyak mengeluarkan hasil karya tafsirnya, diantaranya; 

1. Syekh Nawawi al-Bantani

republika online
republika online

Syekh Nawawi al-Bantani memiliki nama lengkap Abu Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi. Beliau lahir pada tahun 1230 H/1813 M di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Beliau merupakan seorang ulama besar yang bermadzhab syafi'i  asal Indonesia yang bertaraf internasional. Beliau pernah menjadi imam masjidil haram di Saudi Arabia. Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari banten, Indonesia. Ia merupakan ulama intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya kurang lebih mencapai 115 kitab yang meliputi bidang ilmu tafsir, fiqih, tasawuf, tauhid dan ilmu hadits.  Karena kemasyhurannya, ia dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (pemimpin ulama hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (imam yang mumpuni ilmunya), hingga Imam Ulama al-Haramain (imam 'ulama dua kota suci). 

Karya Syekh Nawawi al-Bantani dalam bidang tafsir yaitu kitab Marah Labid li Kasyfi Ma'na Qur'an Majid.  Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Tafsir al-Munir. Kitab ini merupakan karya tafsir al-qur'an pertama yang ditulis dengan bahasa Arab secara langsung oleh seorang ulama yang berasal dari Indonesia yaitu dari Banten. Dalam menulis kitab tafsir ini, Syekh Nawawi cenderung menggunakan metode ijmali yang tergolong sebagai tafsir bil Ma'tsur. Tafsir Marah Labid ditulis secara sistematis, dimulai dari surah Al-Fatihah hingga surah An-Nas yang terbagi dalam dua jilid. Kitab ini selesai ditulis di Mekkah pada malam rabu, 5 Rabiul Akhir 1305 H/20 Desember 1887 M. Karya ini kemudian pertama kali dicetak oleh al-Mathbaah al-Ustmaniyah (Al-Amiriyyyah) di Kairo beberapa bulan setelah selesainya kitab tafsir tersebut.

2. Syekh Abdul Rauf as-Singkili

republika.id
republika.id

Nama lengkap beliau adalah Aminudin Abdur Rauf bin Ali al-Jawi Tsumal Fansuri as-Singkili. Ia lahir di Aceh pada tahun 1024 H/1615 M. Syekh Abdul Rauf as-Singkili dikenal juga dengan gelar Teuku Syekh Kuala (bahasa aceh, artinya Syekh Ulama di Kuala) . Sebagian keterangan menyatakan bahwa keluarganya berasal dari keturunan Persia atau Arabia yang menetap di Singkil Aceh pada akhir abad ke-13. Ia merupakan ulama yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Sumatera umumnya di Nusantara. Beliau sangat lekat dengan Tarekat Syattariah dan merupakan orang pertama yang mengenalkannya di Indonesia. Dalam bidang keilmuan, Syekh Abdul Rauf as-Singkili juga dikenal sebagai ulama yang produktif menuliskan sejumlah karya dari berbagai bidang, beliau sudah menggarap sekitar 21 karya tulis yang terdiri dari satu kitab tafsir, dua kitab hadits, tiga kitab fiqih, dan sebagian sisanya adalah kitab tasawuf.

Dari sekian banyak karyanya, ada satu karya beliau yang dianggap paling penting bagi kemajuan Islam di Nusantara, yaitu kitab tafsirnya yang berjudul Tarjuman al-Mustafid. Kitab ini ditulis ketika Syekh Kuala masih berada di Aceh. Tafsir ini merupakan tafsir pertama di Nusantara yang ditulis secara lengkap dan menggunakan bahasa Melayu. Secara garis besar, tafsir Tarjuman al-Mustafid ini menggunakan metode tahlili yakni menjelaskan kandungan ayat secara berurutan. Dalam menyusun tafsir ini, Syekh Abdur Rauf tidak terpaku pada corak fiqih dan tasawufnya saja, tapi berupaya menggunakan corak yang sesuai dengan kandungan ayatnya. Uraian dalam tafsir ini dibuat menggunakan penjelasan yang singkat, jelas, padat dan berurutan, agar bisa dengan mudah dipelajari  oleh para pembaca yang akan mendalami kitab tafsirnya.

3. H.Bakri Syahid

republika.id
republika.id

Brigjen. TNI (Purn) Drs. H. Bakri Syahid. Sesuai dengan gelarnya, beliau merupakan seorang Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI (sekarang; TNI). Beliau lahir di Yogyakarta pada 16 Desember 1918 M. Ia dikenal sebagai tokoh yang multitalenta dalam berbagai bidang, seperti bidang kemiliteran, jurnalistik, pendidikan hingga bidang politik. Ia merupakan seorang Aktivis, Kepala Staff Batalyon STM Yogyakarta, Rektor pertama Universitas Muhammadiyyah Yogyakarta, dan bahkan ia pernah menjadi anggota MPR Fraksi ABRI. Melihat dari latar belakangnya, beliau bukanlah sembarangan orang.  Tokoh Muhammadiyyah yang sangat multitalenta ini, selain sebagai abdi negara beliau juga merupakan ahli Ilmu Tafsir.

Kitab Tafsir karya beliau berjudul al-Huda Tafsir Qur'an Basa Jawi, merupakan tafsir pertama yang menggunakan bahasa jawa. Tafsir ini mulai ditulis pada tahun 1970 dan selesai pada tahun 1977. Kemudian dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1979. Penulisan tafsir ini berawal ketika acara sarasehan Bakri Syahid bersama beberapa kolega dan temannya dari jawa yang merantau dari berbagai negara, dalam acara tersebut terdapat kesadaran akan minimnya penafsiran al-qur'an yang menggunakan bahasa jawa dengan huruf latin. Berangkat dari situlah Bakri Syahid mulai menyusun karya nya. Tafsir al-Huda ini bisa dikategorikan dalam tafsir yang menggunakan metode gabungan antara Tahlili dan Ijmali. Karena Bakri Syahid menjelaskan beberapa ayat secara global dan singkat, dan terkadang menjelaskan secara rinci di beberapa ayat yang lain.

4. Buya Hamka

kompas.com
kompas.com

Memiliki nama asli Abdul Malik Karim Amrullah, atau sering dikenal dengan Buya Hamka. Buya berasal dari bahasa arab yang berarti 'ayahku' atau untuk menyebut orang terhormat. Adapun nama HAMKA adalah singkatan dari nama beliau Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ia merupakan tokoh ulama yang terkenal di Indonesia, seorang Ulama, Filsuf, Sejarawan, Sastrawan dan juga Politikus. Beliau lahir di Minangkabau, Sumatera Barat pada 17 Februari 1908 M/14 Muharram 1326 H. Beliau merupakan ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) pertama di Indonesia yang dilantik pada tahun 1975 dan aktif dalam Muhammadiyyah sampai akhir hayatnya. Ia juga sempat berkecimpung di dunia politik melalui Masyumi, sampai partai tersebut dibubarkan. Kemudian, nama HAMKA juga melambung sebagai Sastrawan lewat karyanya Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Sebagai seorang ulama, beliau juga merupakan Ahli Tafsir. Tafsir al-Azhar menjadi salah satu sumbangan terbesar Buya Hamka bagi perkembangan keilmuan Islam di Indonesia. Tafsir ini berawal ketika Buya Hamka menyampaikan ceramah subuh di Mesjid Agung Al-Azhar. Dari ceramah tersebut, Buya Hamka mulai menulis Tafsir al-Azhar ini setiap pagi setelah sholat subuh. Ketika dalam proses penulisan tafsir ini, Buya Hamka mengalami jeratan penahanan penguasa oleh Orde Lama pada tahun 1964. Dalam waktu dua tahun penahanan tersebut, beliau meneruskan pembuatan tafsir al-Azhar hingga beliau dibebaskan ketika Orde Baru muncul pada tahun 1966. Kemudian setelah bebas, beliau merampungkan penyempurnaan karya besar yang telah digarapnya. Tafsir al-Azhar menggunakan metode Tahlili. Meskipun menggunakan metode Tahlili, yang umumnya merinci aspek makna dan kata perkata, Tafsir al-Azhar menghadirkan pendekatan yang lebih menyeluruh dan fokus pada pemahaman keseluruhan pesan Al-Qur'an.

5. Quraish Shihab

laduni.id
laduni.id

Nama lengkapnya Muhammad Quraish Shihab, ia lahir di Rappang, Sulawesi Selatan pada 6 Februari 1944. Ia berasal dari keluarga keturunan Arab Quraisy-Bugis, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad dari marga Shihab, yang terpelajar. Beliau adalah cendikiawan Al-Qur'an dan mantan Mentri Agama di Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII (1998). Beliau pernah menjadi Rektor IAIN Jakarta (sekarang; UIN Jakarta) pada dua periode yaitu tahun 1992-1996, dan 1997-1998 dan juga ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) pusat sejak tahun 1984. Disamping itu, beliau juga dikenal sebagai seorang penulis dan penceramah yang dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat karena penyampaiannya yang sederhana tetapi lugas dan juga rasional. Beliau sering muncul di beberapa stasiun TV atau media elektronik lainnya. Dalam situs themuslim500.com, nama Quraish Shihab masuk dalam daftar '500 Muslim yang Paling Berpengaruh di Dunia'. Namanya tertuang berkat jasa-jasanya dalam mengembangkan ilmu keislaman dalam beragam kegiatan.

Quraish Shihab adalah seorang ahli tafsir yang pendidik. Beliau merupakan penafsir yang terbilang sangat berpengaruh di dunia studi Al-Qur'an di Indonesia selama era modern-kontemporer ini. Salah satu tafsir yang paling terkenal yaitu Tafsir Al-Misbah, karya yang fenomenal setelah tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka. Tafsir al-Mishbah banyak mengemukakan ‘uraian penjelas’ terhadap sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif.  Proyek kitab al-Misbah yang dicetak pertama kali pada tahun 2002 kemudian pada tahun 2021 terus dilakukan cetakan terbaru dengan model dan gaya yang lebih menarik. Metode yang digunakan dalam Tafsir al-Misbah ini adalah metode Tahlili (analitik),namun, Quraish Shihab juga menggunakan metode Maudlu’i yakni,metode mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang membahas satu tema tersendiri, menafsirkannya secara global dengan kaidah-kaidah tertentu dan menemukan rahasia yang tersembunyi dalam Al-Qur’an.  

Sumber : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun