Mohon tunggu...
Tazkia Haq
Tazkia Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

If we never try how we Will know

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melanggar Syariat Islam Berkedok Toleransi

31 Desember 2022   12:57 Diperbarui: 31 Desember 2022   13:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang telah kita ketahui pada akhir tahun itu pasti marak orang-orang merayakan hari Natal lebih tepatnya pada tanggal 25 Desember. Tentunya mereka mempersiapkan semua kebutuhan Natal dengan sangat matang. Dimulai dari pohon natal yang disimbolkan dengan pohon Cemara, tidak lupa dihiasi dengan ornamen-ornamen indah berkilauan mengelilinginya. Mereka juga mempersiapkan baju, aneka hidangan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Hari Natal.

Hari natal merupakan hari raya orang-orang Kristen untuk memperingati hari lahir Yesus Kristus. Setiap agama tentunya mempunyai aturan dan larangan yang berbeda. Namun dalam kehidupan bermasyarakat ataupun sosial ada yang namanya Toleransi.

Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai orang lain. Salah satu bentuk toleransi adalah dengan kita tidak memaksa orang lain untuk ikut ke agama kita dengan alasan apapun, inilah yang dimaksud dengan toleransi beragama.

Namun harus kita ketahui, sebagai umat muslim kita dilarang untuk mengucapkan "Selamat Natal" ataupun "Merry Christmas" kepada mereka yang merayakan. Mengapa? Karena dengan kita memberikan ataupun mengucap selamat kepada mereka yang merayakan itu berarti sebuah pengakuan lahirnya Yesus Kristus sebagai Tuhan,  dan dianggap rela terhadap kekufuran. Seperti Hadist Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Umar Ra :

"Siapa yang meniru suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka".

Pada intinya, Ulama yang mengharamkan ini beranganggapan hari raya sebagai syiar agama. Sehingga dengan mengucapkan ini berarti mengakui kebenaran agama tersebut dan juga masih banyak cara untuk bertoleransi seperti membiarkan mereka untuk merayakannya dengan tidak mengganggu dan membuat kericuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun