Mohon tunggu...
Tazkia Kamila Azzahra
Tazkia Kamila Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - welcome!

Yogyakarta State University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

16 Desember 2023   19:27 Diperbarui: 16 Desember 2023   19:34 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan

    Pendidikan di Indonesia sudah ada sejak sebelum kemerdekaan sampai saat ini. Pendidikan di Indonesia sudah mengalami banyak perubahan, baik dari segi perkembangan, pembelajaran, hingga kurikulum yang digunakan. Pendidikan sebelum kemerdekaan hanya dikhususkan bagi para bangsawan dan bertujuan untuk membantu pemerintahan Belanda. Tahun 1908, lahir Boedi Oetomo sebagai pelopor kebangkitan nasional. Pada tahun 1912 R.A Kartini mendirikan sekolah khusus wanita sebagai upaya memajukan pendidikan di Indonesia. Tahun 1992 lahir perguruan tinggi Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan tujuan masyarakat pribumi mendapatkan pendidikan yang layak. 

    Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah usaha kebudayaan yang bermaksud memberi bimbingan dalam hidup tumbuhnya jiwa raga anak agar dalam kodrat pribadinya serta pengaruh lingkungannya, mereka memperoleh kemajuan lahir batin menuju kearah adab kemanusian. Pendidikan yang diberikan berorientasi pada pendidikan karakter. Ki Hadjar Dewantara menggunakan tiga semboyan pendidikan yang merupakan ciri khas Indonesia yaitu: a) Ing ngarsa sung tuladha yang artinya seorang pendidik selalu berada di depan untuk memberikan teladan yang baik dalam perkataan maupun perbuatan, b) Ing madya mangun karsa yang artinya pendidik dalam perjalanannya di tengah  memberikan motivasi untuk berkarya, memberikan semangat, dan menumbuhkan ide kepada peserta didik agar selalu produktif dalam berkegiatan, c) Tut wuri handayani yang artinya pendidik selalu mendukung peserta didik untuk bermanfaat bagi masyarakat serta mendukung untuk berkarya ke arah yang lebih baik. Pendidik berada di depan untuk memberikan contoh, di tengah memberikan dukungan, dan di belakang mendukung serta memberikan kekuatan kepada peserta didik. 

    Zaman yang terus berkembang menuntut pendidikan turut serta dalam mengikuti perkembangan tersebut. Pendidik terus meningkatkan kompetensinya untuk menyeimbangkan dengan perkembangan zaman. Pendidik tetap harus terbuka dengan perkembangan zaman yang tetap disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Indonesia juga memiliki nilai-nilai kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berhubungan dengan sifat dan lingkungan dimana anak bertumbuh, sedangkan kodrat zaman mengenai karakter dan sifat masing-masing anak yang dibawanya. Sebagai seorang pendidik, kita tidak dapat mengubah bahkan menghilangkan sifat dasar yang dimiliki anak. Namun, pendidik dapat mengembangkan bahkan memunculkan sifat-sifat baru yang dimiliki anak tersebut. Dari sifat tersebut, anak dapat menemukan bakat dan potensinya.

    Pendidikan yang membelenggu sudah harus ditinggalkan. Upaya pemerintah dalam melepaskan hal tersebut yaitu melalui penerapan kurikulum merdeka saat ini. Kurikulum merdeka memfokuskan pada kebebasan siswa untuk berpikir serta kebebasan pendidik dalam mengembangkan setiap proses pembelajaran. Kurikulum ini juga menekankan pada pendidikan karakter yang dicantumkan dalam profil pelajar pancasila. 

REFLEKSI

Setelah saya mempelajari topik 1 mengenai perjalanan pendidikan nasional, saya mendapatkan pengetahuan yang saya refleksikan ketika saya akan mengajar nantinya. Saya mengetahui sejarah pendidikan Indonesia dari sebelum merdeka sampai setelah kemerdekaan. Saya mengetahui prinsip pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara yang diimplementasikan dalam pendidikan Indonesia saat ini. Pendidik tidaklah menuntut siswa untuk berorientasi pada nilai saja, namun sejatinya pendidik hanya menuntut berprosesnya siswa sesuai dengan kodrat-kodratnya. Semboyan pendidikan KHD menjadi acuan pendidik dalam proses pembelajaran terutama dalam pembentukan karakter. Menjadi motivator siswa di kelas dan selalu memberikan teladan yang baik ketika di sekolah. Ketika saya menjadi pendidik, saya akan menerapkan prinsip kebebasan berpikir siswa untuk mengembangkan potensi yang ia miliki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun