Mohon tunggu...
Salsabila Hana Hanifa
Salsabila Hana Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya sekolah di SMA Yappenda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Budaya Korea (K-Pop dan K-Drama) Dapat Menjadi Ancaman Negara Kesatuan RI di Bidang Sosial Budaya

29 Maret 2024   11:17 Diperbarui: 29 Maret 2024   15:18 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Korean pop atau sering juga disebut K-pop telah menjadi fenomena global dikarenakan penggemarnya yang tersebar hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia. K-pop ini adalah kombinasi dari beberapa genre musik seperti  pop, dance, electropop, hip hop, rock, R&B dan electronic music yang berasal dari Korea Selatan  yang indentik dengan sekelompok boyband  atau girlband. Anggota dari boyband maupun girlband ini melakukan trainee terlebih dahulu  secara intensif di agensi hiburan sebelum debut mereka. Latihannya meliputi latihan menari, vocal, rap, memainkan alat musik, dan  bahasa untuk memungkinkan akses ke pasar internasional yang lebih luas. Tidak hanya ramai dalam dunia musik saja pada dunia perfilman pun K-drama atau Korean drama banyak disukai penonton internasional dikarenakan kebanyakan cerita yang disajikan sangat kuat dan berkualitas tinggi, selain itu juga akting yang berkualitas dari para aktornya. 

     Globalisasi budaya pop Korea atau yang lebih dikenal dengan gelombang Korea atau Hallyu ini berhasil mempengaruhi masyarakat. Beragam produk budaya Korea mulai dari drama, film, lagu, fashion, hingga produkproduk industri menghiasi ranah kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia. Bukan hanya di kawasan Asia tetapi sudah merambah ke Eramerika (Eropa-Amerika). Mengacu pada banyaknya jumlah penggemar Korea saat ini, maka terbentuklah basis penggemar Korea yang dikenal dengan sebutan Korea Lovers(Kristy Nelwan:2012). Munculnya Hallyu (Korean-Wave) yang dapat di katakan sebagai westernisasi versi Asia. Korean-Wave merupakan trend budaya yang sarat akan nilai-nilai budaya Korea Selatan.  Budaya global inimemberikan pengaruh terhadap masyarakat Indonesia yang bertindak sebagai konsumen budaya(Dinda Larasati : 2018).

    Korean Wave yang saat ini menjadi populer termasuk di negara RI dapat menjadi ancaman terhadap kedudukan negara kesatuan RI di bidang sosial budaya, dikarenakan dapat mengakibatkan hilangnya identitas budaya lokal. Karena terlalu banyak meniru budaya luar bisa menghilangkan jati diri seseorang sebagai bagian dari budaya lokal. Selain itu, peniruan terhadap budaya asing juga dapat menyebabkan hilangnya keragaman budaya di masyarakat. Mereka para pecinta Korea secara rutin saling bertemu dan berkomunikasi, saling tukar menukar informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan mengganti nama-nama panggilan mereka dengan nama-nama Korea. 

     Selain itu, dari cara bicara mereka dengan menyelipkan istilah-istilah dalam bahasa Korea. Tidak sampai disitu saja, mereka juga terobsesi untuk mempelajari bahasa Korea. Tak ketinggalan pula, segala atribut yang berlabel Korea menarik minat mereka, mulai dari produk-produk elektronik, alat make-up, fashion, restoran makanan khas Korea, festival budaya Korea menjadi incaran fandom. Mereka berusaha untuk menunjukkan identitas Korea mereka lewat produk-produk yang mereka gunakan(Eka Wenats:2012). Hal-hal seperti ini dapat menjadi ancaman untuk hilangnya identitas budaya lokal, lunturnya nilai-nilai kebudayaan, menurunkan rasa nasionalisme karena terlalu menyukai kebudayaan asing menyebabkan rasa bangga terhadap bangsa sendiri jadi berkurang, semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, gaya hidup yang terlalu berorientasi kepada budaya Korea tanpa diseleksi terlebih dahulu, munculnya gaya hidup konsumtif, menimbulkan fanatisme.

   Untuk menangani hal-hal seperti ini diperlukan adanya kesadaran dalam diri sendiri. Segala budaya asing yang masuk ke Indonesia, bukan hanya budaya korea seringnya dimulai dari sosial media, yang dimana sosial media telah begitu akrab dengan kebanyakan masyarakat kita  trerutamadengan kehidupan remaja dandewasa yang menjadi sumber asimilasibudaya Korea di Indonesia. Hal-hal sepeti itu adalah hal-hal yang diluar kendali. Jadi, diperlukannya kesadaran diri sendiri karena sebetulnya dampak dari budaya asing yang masuk ke Indonesian terggantung bagaimana masyarakat kita sendiri yang menyikapi dari masuknya budaya tersebut, seharusnya masyarakat kita dapat menyikapi budaya-budaya asing yang masuk dengan bijak agar tidak menyebabkan penyimpangan dan melunturkan identitas budaya lokal yang kita miliki. Tidak disalahkan jika kita menyukai budaya asing tetapi diharuskan kita tetap menjaga inti budaya lokal dan tidak merasa bahwa budaya asing jauh lebih baik dari budaya sendiri.

    Media massa mempunyai peranan penting dalam menyosialisasikan nilai-nilai tertentu dalam masyarakat. Hal ini tampak dalam salah satu fungsi yang dijalankan media massa, yaitu fungsi transmisi, dimana media massa digunakan sebagai alat untuk mengirim warisan sosial seperti budaya. Melalui fungsi transmisi, media dapat mewariskan norma dan nilai tertentu dari suatu masyarakat ke masyarakat lain(Wuryanta:2012). Cara untuk melestarikan budaya lokal adalah dengan tidak terlalu terpengaruh terhadap budaya asing, merasa bangga akan keunikan yang dimiliki oleh budaya lokal, memperkuat hubungan antarbangsa. Melestarikan budaya sendiri bukan hanya tentang mempertahankan tradisi lama, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk identitas dan keberagaman budaya yang kaya dalam masyarakat kita. Maka dari itu, agar masuknya budaya-budaya asing ke negara RI ini tidak menjadi ancaman di bidang budaya sosial, maka diperlukan kesadaran untuk mempertahankan dan juga rasa cinta terhadap budaya sendiri.

    Tidak hanya pada dunia hiburan saja, terjadi peningkatan penjualan juga pada produk-produk Korea yang sering digunakan para artis Korea. Selain itu, secara tidak langsung tentunya tentunya hal ini dapat meningkatkan citra nasional Korea. Penyebaran pengaruh Korean Wave bukan hanya meningkatkan peluang untuk melaksanakan pertukaran budaya, meningkatkan interaksi budaya tetapi juga menjadi sarana untuk melegalkan ideologi Korea agar mudah diterima dunia Internasional(Wutyanta:2012). Untuk tidak berlanjut hal-hal buruk akibat dari budaya asing yang masuk ke Indonesia maka perlunya kita sebagai masyarakat Indonesia menumbuhkan rasa nasionalsime yang kuat pada diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun