Mohon tunggu...
Taxtau Mencari Tau
Taxtau Mencari Tau Mohon Tunggu... -

Berusaha mengikuti para pendahulu pemilik kebenaran yang murni yang telah dijamin kebenarannya oleh Yang Maha Benar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indikator Penjajahan Barat Abad ini Bernama Kontes Miss World

5 September 2013   16:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:18 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Miss world hanyalah menjadi indikator, penjanjagan sampai dimanakah keberhasilan penjajahan Barat pada era sekarang ini terhadap negara timur.

Mungkin pegelaran Miss world hanyalah beberapa hari dan cuma beberapa ratus atau ribu pihak yang terkait dalam penyelenggaraan itu serta hanya di bertempat Bali namun seseorang yang berpikiran besar, negarawan akan memandangnya sebagai suatu hal besar.

Dalam rencana penyelenggaraan Miss Word di Indonesia terkandung makna suatu pertempuran, yaitu antara paham Pengusung kebebasan Barat versus Budaya Ketimuran.
Hal itu karena telah tercipta default image masyarakat bahwa pagelaran Miss World adalah ajang perlombaan kecantikan badaniah, mesti ada buka aurat. Ternafikan walaupun dari kecerdasan, pengetahuan atau yang dikenal sebagai inner beauty menjadi faktor penentu dalam ajang kontes Miss World namun sudut pandang masyarkat secara umum arahnya pada image buka-bukan. Dan meskipun di Bali tidak ada sesi buka-bukaan dan menggantinya dengan sarung sebagaimana Gubernur Bali, namun yang dipakai adalah image bawaan (default) berupa kecantikan=buka aurat.

Kenapa pagelaran kontes Miss World direncanakan hanya di Bali?
Hal itu semakin memperkuat asumsi benarnya bahwa image kontes Miss World adalah ajang berani buka aurat. Bagaimanapun di Indonesia sampai beberapa dasawarsa hanya Balilah yang dikenal sebagai daerah tujuan wisatawan non domestik yang mereka bisa bebas berpakaian minim, bahkan pernah dikenal ada daerah pantai yang turis mancanegara sampai bisa membuka pakaian bahkanpun pakaian dalamnya.
Walaupun di Bali mungkin masih dengan alasan ketimuran dengan bisanya penduduk asal berpakaian minim, kemben dalam acara adat dsb tapi tentu saja dalam hal permisif dalam minimnya berpakaian dengan turis mancanegara hanyalah ibarat "sesama burung akan berkumpul dengan sesama jenisnya."

Setelah sebelumnya negara timur Indonesia diinfiltrasi, bahkan didikte melalui media, film, issue HAM, jargon kesetaraan gender, propaganda kebebasan, pertukaran pelajar, isu kiblat mercusuar pendidikan, kapitalisme dkk dll dsb dst.

Hendaklah dipahami bahwa penolakan pagelaran miss world diadakan di indonesia itu bukanlah langkah orang-orang Indonesia dari baik menuju sangat baik.
Melainkan hanyalah, Pencegahan untuk menolak melorotnya level peradaban Indonesia dari biasa ke arah sangat jelek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun