Misalnya, anak memberi tahu kalau dia tidak suka musik, kalian gak usah memforsir atau memaksa anak untuk terus berlatih musik sebab bisa jadi anak tidak akan menikmati hal tersebut, walaupun bisa jadi dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Bila anak menggemari sesuatu hal, dia akan menghabiskan waktu berjam- jam untuk melakukan hal tersebut, yang buatnya jadi ahli dalam bidang tersebut.
3. Biarkan saja anak yang menyetir
Biarkan anak yang menyetir dalam memilah minat dan bakatnya. Peran orangtua adalah membimbing anak-anak, bukan memilihkan terlebih sampai memaksa atau memforsir. Tetapi, kalian boleh memberi saran yang didasari oleh sumber mengamati dan mendengarkan mereka.
Kalian bisa mengikutkan anak pada bermacam-macam kegiatan. Tetapi, keputusan akhir haruslah terserah pada anak untuk mengenali apakah ia mau melanjutkan dalam waktu lama ataupun tidak pada kegiatan tersebut.
4. Buatlah hubungan yang sehat antara kamu dan anak
Sebagai orangtua, kita semua mau mendidik anak-anak dengan cara terbaik. Tetapi, kadangkala ketentuan dari orangtua membatasi anak-anak untuk bekerja demi mewujudkan impian mereka.
Untuk itu kenapa sangat berarti bagi orangtua untuk membangun ikatan yang sehat dengan anak-anak yang penuh kasih sayang, saling mendukung.
Berusaha buat selalu tenang sepanjang kemunduran dan kegagalan akan menguatkan keyakinan anak pada dirimu serta membuat ia bersemangat dan nyaman untuk belajar. Ini menunjukan kepada anak kalau kalian menerima serta mencintainya bahkan lagi ketika ia membuat kesalahan, sikap kalian ini akan membuat anak lebih terbuka dalam menceritakan isi hatinya.
Dan ini pasti juga tentang minatnya serta kesulitan apa yang dia alami tanpa merasa takut akan respons ayah dan ibunya. Puji anak atas upaya yang terus menerus dilakukan, mesikipun bila anak tak mengalami kemajuan atau lambat dari yang diharapkan.
5. Latih untuk maju