Dari aksi menyalakan lilin ternyata membakar semangat lahirnya kelompok separatis... saya teringat pepatah klasik "jangan bermain api kalau takut terbakar"
Baru sebulan yang lalu saya mempromosikan kepada teman2 pelajar dari berbagai daerah tentang sikap toleransi beragama di daerah sulawesi utara yang dihuni dua agama besar di dunia. sontak mereka terkagum-kagum atas cerita saya tersebut, mereka sangat mengapresiasi sikap masyarakat sulawesi utara yang sangat dewasa dalam menghadapi persoalan yang beberapa bulan hangat di pemberitaan.
Akan tetapi pasca penahanan Ahok ternyata saya kembali ditanyakan teman diskusi saya kemarin,
Hendra : "piikk, sulawesi utara memang tidak mudah di provokasi oleh isu sara. Akan tetapi mereka telah terbakar oleh ratusan ribu lilin yang menyala selama beberapa hari ini"
Dan yang lebih saya sedih, dia ngeledekin saya dengan pernyataan memilukan
Hendra : "piikkk, kamu kemarin kan khawatir dengan dibubarkan HTI bisa memicu lahirnya kelompok radikal yang tingkat dewa karena kecewa setelah mereka dibubarkan. lloohh kok yang muncul malahan kelompok separatis dan memberikan penawaran esklusif, sebagai orang yang simpatik terhadap ahok, bagaimana kamu melihat fenomena ini?? " (tertawa kecil sambil menyeruput es teh tawar)
Aku : "Yaahh klw begitu aku nyerah ajalah"
si dia kembali bertanya
Hendra : "kalau HTI baru saja dibubarkan karena mengganggu stabilitas NKRI dan kemungkinan besoknya FPI yang menjadi sasaran pembubaran,sekarang bagamaimana cara pemerintah bisa membubarkan aksi kelompok separatis ini tanpa menimbulkan konflik yang berkepanjangan, karena mengingat seperti yang kamu katakan kemarin bahwa orang sulawesi utara memiliki jiwa keberanian yang tinggi"
Aku : "Kita lihat saja nanti, pemerintah lebih takut menghadapi kelompok yang radikal atau separatis.. "
Hendra : "Lohhh kan sama pikk, yang satunya juga kelompok separatis.. hahahahahahaha"
Aku : "berarti negara lagi bingung yaa?? penawaran yang di berikan masyarakat sulawesi utara sangat mahal harganya, sedangkan banyak juga yang mendesak agar Ahok ditahan oleh pihak kejaksaan. Kalau tidak di bebaskan mereka akan mendeklarasikan Minahasa merdeka..
Di lain sisi juga pemerintah kocar kacir dengan pasca di bubarkan HTI. banyak yang menyayangkan HTI dibubarkan akan tetapi tak sedikit pula yang mendesak pemerintah untuk membubarkan HTI atas dasar mengganggu keutuhan negara dengan konsep khilafah"
"
Hendra : " iyalaahh, penawaran yang di berikan masyarakat sulawesi utara sangat mahal harganya. Ini yang kemungkinan bisa menjadi kebingungan pemerintah. Mereka juga harus mengantisipasi jangan sampai ada sentimen dihati maayarakat hanya karena HTI di bubarkan tapi kenapa MINAHASA MERDEKA masih menjadi pertimbangan"
Aku : yeess, disitu celahnyaa...
Tak lama kemudian si gadis berkerudung merah mulai bersuara dari bangku sebelah, saya mulai tersenyum akan gaya khas bicaranya.
Novi : "setelah menyimak diskusi kalian tadi, saya hanya ingin bertanya apakah kalian tidak capek dengan pembahasan yang udah ngalun ngidul ngetan ngulon. "
Dan pernyataan novi tersebut lantas membuat senyum saya pudar
Novi : " dalam strategi perang sunt zu ada 3 hal yang harus kita kenali dan kuasai sebelum melakukan peperangan, yaitu kenali diri sendiri, kenali lawan dan kenali kondisi wilayah atau arena perang (wilayah). Setelah mengenali 3 hal tersebut, hal selanjutnya yang mesti dilakukan adalah bagaimana mengemas sebuah situasi agar kelemahan kita tertutupi dengan mendongkrak sisi baik (kekuatan) yang kita miliki, sebaliknya juga menguatkan sisi lemah lawan dengan menutupi sisi – sisi baiknya. Selanjutnya, mengemas situasi arena perang agar lebih menguntungkan kita secara politik"
Saya : "akan tetapi dalam strategi perang sun tzu ada 36 strategi yang di ajarkan, lantas kalau saja sesuai analisa anda menghubungkan strategi perang sun tzu dengan kondisi indonesia saat ini, strategi nomor berapakah yang digunakan? "
Novi : dalam 36 strategi tersebut yang di jadikan inti strategi politik saat ini di indonesia adalah yang biasa kita kenal dengan istilah Playing Victim, yaitu teknik memposisikan diri sebagai korban atau orang yang terluka demi mengelabui musuh dan lingkungan. Taktik tersebut ditulis tepatnya pada strategi nomor 34, yang berbunyi “Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Masuk pada jebakan dan jadilah umpan. Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman”
Aku : "saya kira strategi itu pernah menjadi referensi penulis Dan Brown dalam menulis novel anggels and demons. Mudah-mudahan yang terluka saat ini tidak menjadi seperti tokoh antagonis di novel tersebut.. hahahahaha"
Hendra : " hal seperti ini juga seperti strategi Kuda troya yang pernah menjadi skenario di film Troya. Dimana kerajaan yunani yang@$/!$!/!&@^@*@*@^@*#^#*#^@&@^@&@^@&@^@&@^@&@"
diskusi mulai merembet ke pembahasan skenario fiksi,, hehehehehehe. Dari kejadian situasi di indonesia, kami akhirnya membayangkan sebuah cerita fiksi yang berawal dari situasi konflik yang nyata.
Hehehehehehe
Maafkan diskusi sok tau kami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H