Mohon tunggu...
Media Center Bina insan Mulia
Media Center Bina insan Mulia Mohon Tunggu... -

Pusat Informasi Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon di kanal Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wacana Khilafah Tidak Relevan di Indonesia, Tegas TGB. DR. KH. Zainul Majdi,MA., Gubernur NTB

4 Februari 2018   09:39 Diperbarui: 4 Februari 2018   09:48 3163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kongkow Kebangsaan, Merangkai Simpul-Simpul Keindonesiaan

Dalam Islam, kontekstualisasi ini penting. Menurutnya, Islam tidak hadir di wilayah yang kosong, tapi hadir untuk mengisi, menyelesaikan, dan mengharmoniskan realitas yang padat dengan segala perbedaan warna-warninya.

Membahas soal nasionalisme, beliau membedakan antara nasionalisme yang dimaknai sebagai hubbul wathon atau cinta negeri yang mewujud dalam kehendak untuk lepas dari segala penjajahan dengan nasionalisme yang digunakan untuk mengkokohkan hasrat kesombongan sebagai suatu bangsa. " Nasionalisme dengan makna hubbul wathon yang berbentuk  kehendak kuat untuk lepas dari segala penjajahan diakui oleh Islam", tegasnya.

KH. Imam Jazuli, Lc., MA, selaku Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, menyatakan pemikiran tokoh muda TGB Zainul Majdi mengenai Indonesia ini sangat dibutuhkan hari ini. Indonesia membutuhkan tokoh-tokoh yang hadir dengan konsep dan komitmen untuk menyatukan segala macam perbedaan sehingga keragaman kita menjadi aset kita, bukan malah sebaliknya.

TGB, Zainul Majdi menyerahkan Cenderamata Kepada KH. Imam Jazuli
TGB, Zainul Majdi menyerahkan Cenderamata Kepada KH. Imam Jazuli
Pada kesempatan itu,KH. Imam Jazuli, Lc., MA menyebut TGB sebagai gubernur dengan pemikiran yang nasionalis religius serta  segudang pengalaman dan prestasi menjadi gubernur dua periode berhasil membangun NTB , "Saya kira beliau layak kita dorong menjadi pemimpin nasional" pungkasnya

 Indonesia ini, menurut Kyai Imam Jazuli, akan terperosok ke dalam jurang bencana  yang sangat membayahayakan, apabila tokoh-tokohnya hadir untuk memecah belah persatuan dengan mengedepankan kebenaran egoisme kelompoknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun