Dalam Islam, kontekstualisasi ini penting. Menurutnya, Islam tidak hadir di wilayah yang kosong, tapi hadir untuk mengisi, menyelesaikan, dan mengharmoniskan realitas yang padat dengan segala perbedaan warna-warninya.
Membahas soal nasionalisme, beliau membedakan antara nasionalisme yang dimaknai sebagai hubbul wathon atau cinta negeri yang mewujud dalam kehendak untuk lepas dari segala penjajahan dengan nasionalisme yang digunakan untuk mengkokohkan hasrat kesombongan sebagai suatu bangsa. " Nasionalisme dengan makna hubbul wathon yang berbentuk  kehendak kuat untuk lepas dari segala penjajahan diakui oleh Islam", tegasnya.
KH. Imam Jazuli, Lc., MA, selaku Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, menyatakan pemikiran tokoh muda TGB Zainul Majdi mengenai Indonesia ini sangat dibutuhkan hari ini. Indonesia membutuhkan tokoh-tokoh yang hadir dengan konsep dan komitmen untuk menyatukan segala macam perbedaan sehingga keragaman kita menjadi aset kita, bukan malah sebaliknya.
 Indonesia ini, menurut Kyai Imam Jazuli, akan terperosok ke dalam jurang bencana  yang sangat membayahayakan, apabila tokoh-tokohnya hadir untuk memecah belah persatuan dengan mengedepankan kebenaran egoisme kelompoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H