Mohon tunggu...
Media Center Bina insan Mulia
Media Center Bina insan Mulia Mohon Tunggu... -

Pusat Informasi Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon di kanal Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bina Insan Mulia, Pelopor SMK Broadcast Pertelevisian Berbasis Pesantren

10 Januari 2018   22:40 Diperbarui: 10 Januari 2018   22:54 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia di studio

Pesatnya kemajuan teknologi yang telah mengubah berbagai tatanan kehidupan ini mendapatkan perhatian serius dari Pesantren Bina Insan Mulia, utamanya terkait dengan bagaimana menciptakan respon yang tepat untuk sebuah perubahan yang sedahsyat sekarang ini.

"Sebagai lembaga yang menerima amanat untuk menyediakan layanan pendidikan agama (tafaqquh fiddin), mengembangkan dakwah, dan 

mengembangkan masyarakat, maka pesantren perlu menciptakan respon yang kreatif terhadap perubahan", papar pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli, Lc., MA.

Berdirinya SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia menjadi respon yang nyata terhadap perubahan itu. SMK ini beroperasi sejak tahun 2012 dan menjadi SMK Broadcast Pertelevisian berbasis pesantren pertama di Indonesia.

Menurut Kyai Imam Jazuli, SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia, sebagai salah satu unit pendidikan di bawah Pesantren Bina Insan Mulia, harus berbeda dengan SMK pada umumnya.

Tujuan utama SMK ini bukan membekali santri-santri dengan keahlian professional di bidang broadcast dan pertelevisian semata. Ini nomer dua. Tujuan utamanya adalah membekali mereka berbagai cara berdakwah di masyarakat nanti dengan menggunakan skill mereka di bidang broadcast dan pertelevisian.

"Setelah menyelesaikan dari SMK ini bisa saja mereka ada yang jadi artis, host, programmer acara, penyanyi, menjadi tenaga professional atau pengusaha di bidang pertelevisian, namun di atas dari semua itu, Pesantren Bina Insan Mulia telah menanamkan kesadaran identitas bahwa mereka adalah santri yang punya tanggung jawab untuk berdakwah di masyarakat", tegas Kyai Imam Jazuli.

Dari tangan-tangan reatif santri SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia ini telah lahir banyak lagu. Di penghujung tahun 2017 kemarin, mereka meluncurkan album Sang Kyai yang di dalamnya memuat 4 lagu dengan genre yang bermacam-macam, mulai dari pop, reggae, dangdut, dan rock and roll.

Minat santri pada program SMK ini terbilang bagus. Dari jumlah 1000 santri yang belajar di Pesantren Bina Insan Mulia, 200 dari mereka bersekolah SMK ini.

Agar kiprah mereka di masyarakat nanti dapat menjangkau kebutuhan local dan global, selain dibekali pendidikan keislaman ala pesantren, seperti Al-Quran, Al-Hadist, dan penguasaan berbagai Kitab Kuning, mereka juga diwajibkan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi harian.

Bahasa Inggris dijadikan materi penting karena, menurut Dr. Ubaydillah, Direktur BIM Training Center, Pesantren Bina Insan Mulia, kebutuhan dunia terhadap dai-dai yang bias menguasai materi keislaman dan teknologi cukup tinggi.

Masjid, kampus, dan sejumlah Islamic center di berbagai Negara membutuhkan dai seperti itu. Dan syarat utamanya harus bias bahasa Inggirs.

Setelah berjalan 4 tahun lebih, lulusan SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia ternyata bisa diterima di berbagai kampus bergengsi, baik di dalam dan di luar negeri. Ada yang melanjutkan pendidikannya di bidang broadcast dan pertelevisian, namun juga tidak sedikit yang melanjutkan study keislamannya. Seperti Lulusan SMK Bina Insan Mulia yang mendapat beasiswa di Rajamanggal University of Technology Srivijaya Thailand

whatsapp-image-2018-01-10-at-7-11-53-pm-5a563356cf01b436706bc772.jpeg
whatsapp-image-2018-01-10-at-7-11-53-pm-5a563356cf01b436706bc772.jpeg
SMK Broadcast Pertelevisian Bina Insan Mulia menjadi SMK satu-satunya di Indonesia yang lulusannya telah diterima di Al-Azhar University, Cairo, melalui program beasiswa, di bidang study Islam Al-Azhar Mesir tahun lalu.

whatsapp-image-2018-01-10-at-7-12-13-pm-1-5a56334bf133445bb856a292.jpeg
whatsapp-image-2018-01-10-at-7-12-13-pm-1-5a56334bf133445bb856a292.jpeg
Dengan pengalaman ini, KH Imam Jazuli, Lc., MA., ingin berbagi kepada seluruh pimpinan pesantren di Indonesia bahwa pesantren perlu memberikan ruang bagi berlangsungnya pendidikan vokasi sebagai tiket professional parasantri.

Namun tetap harus menomersatukan kesadaran sebagai santri. "Jadi istilahnya adalah mem-pesantren-kan pendidikan vokasi, bukan memvokasikan pesantren", tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun