Dengan jumlah santri seribu, diperkirakan Pesantren Bina Insan Mulai telah berkontribusi 3000 penonton selama masa pemutaran Film Ayat Ayat Cinta 2.
Jika langkahnya ini diikuti oleh pesantren lain atau sekolah-sekolah Islam lainnya, maka KH Imam Jazuli yakin sekali industri film nasional akan tumbuh subur dan menjamur.
"Kalau bukan kita, lalu siapa yang mau memajukan film nasional?", tandasnya di hadapan 8000 jama'ah yang hadir memperingati Acara Haul tersebut.
KH Imam Jazuli, Lc., MA., menambahkan bahwa berdakwah melalui jalur seni terbukti sudah pernah dilakukan oleh Wali Songo dan hasilnya sangat bagus.
Islam mulai disebarkan di tanah Nusantara ini melalui jalur kultural sehingga tidak ada gejolak apa-apa di masyarakat, bahkan sebaliknya.
Jika dulu medianya menggunakan wayang dan berbagai pertunjukan tradisional lain, maka sekarang ini perlu melihat film sebagai media dakwah juga.
"Harapan saya, dari seribu santri Bina Insan Mulia saat ini akan lahir generasi muda Indonesia yang berkomitmen untuk mendakwahkan ajaran agama dengan berbagai cara dan media, dan salah satunya lewat film", pesan Kyai Imam Jazuli kepada santri-santrinya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Di tempat terpisah, KH Imam Jazuli Lc., MA., menjelaskan bahwa sebelumnya santri-santrinya juga telah diwajibkan nonton film 99 Cahaya di Langit Eropa. Alasan mendasar kenapa dirinya mewajibkan santri-santrinya untuk menontoh film yang bermuatan pendidikan dan dakwah, bahkan hukumnya wajib "ain" secara pendidikan, adalah untuk menanamkan nilai-nilai positif pada generasi muda, selain juga untuk mendukung perfilman nasional.
Menurut Kyai lulusan Al-Azhar Kairo ini, menanamkan nilai-nilai positif melalui audio visual dirasakan sangat membantu pendidikan sekolah yang sebagian besar hanya menggunakan metode verbal.
Dengan melihat kisah, mendengarkan, dan mengikuti alur cerita melalui film maka nilai-nilai yang ditanamkan akan lebih menancap.