Senator Jeff Merkley, seorang senator Partai Demokrat di Oregon, yang merupakan satu-satunya senator yang mendukung Sanders melanjutkan kampanyenya, menyadari bahwa Partai Demokrat kini sudah memiliki calon Presiden. Ia mengatakan, kampanye Sanders yang akan berlangsung di Washington D.C., pekan depan, kini difokuskan untuk konsolidasi internal partai.
“Sanders tidak akan melancarkan aksi politik yang beresiko dan berdampak pada terulangnya hasil Pemilu 2000, atau apa yang kita alami bersama Ralph Nader,” imbuh Merkley. “Sanders akan melakukan segala cara untuk memastikan Trump tidak duduk di Gedung Putih. Dengan melakukan segala cara berarti partai harus bergerak bersama, tidak hanya sebatas formalitas, namun juga inklusif, berasaskan empati bersama, dan keseragaman visi.” (The New York Times)
Pada Pemilu 2008, Clinton maju untuk memberikan dukungan penuh kepada Barack Obama. Beberapa waktu yang lalu, Presiden Obama juga telah memberikan dukungannya secara langsung kepada pencalonan Clinton dari Partai Demokrat. Namun, ketika itu Presiden Obama dan Clinton memiliki kesamaan visi hampir di semua lini, sedangkan Sanders masih memiliki perbedaan pendapat dengan Clinton di beberapa aspek kebijakan dan bahkan masih terkesan mencemooh kampanye Clinton.
Pengamat menilai langkah politik ini sebagai langkah yang tidak bertanggung jawab dari Sanders. Kini Clinton telah memenangi pencalonan dari Partai Demokrat, adalah suatu bentuk pencederaan citra politik jika Sanders masih ingin meraih dukungan delegasi tambahan untuk memilihnya ketimbang menghargai suara publik atas Partai Demokrat. Ini dipersepsikan sebagai blunder politik yang dilakukan Sanders. Sanders dinilai telah mengabaikan nilai-nilai dan prinsip politiknya, yang juga dapat berakibat pada meningkatnya dukungan kepada kandidat dari partai lain.
Ambisi dan hasrat politik Sanders beserta para pendukungnya dapat dimengerti. Namun, kondisi yang serupa telah mengantarkan Nixon dan Bush pada kekuasaan. Para pengamat dan calon pemilih tentu patut menduga, apakah idealisme politik semacam ini dapat menguntungkan bagi Presiden Trump.
Mochammad Iqbal Tawakal
Twitter: @sitawakal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H