Mohon tunggu...
Taufiq Rahmat H
Taufiq Rahmat H Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamat Sosial

Fokus dan Tenang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi di Margonda

27 Oktober 2012   03:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:21 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

suatu pagi di margonda sihir dingin setelah hujan mengenali siapa yang paling suci mereka adalah para pendosa yang diam-diam melucuti nasib buruk bayi-bayi lapar aku ingin terlibat dalam letih-getih perjuangan pada suatu malam yang paginya terdengar gemuruh suara tembakan aku ingin merasai senja dengan persenjataan lengkap mengenang teriakanmu membahasakan hasrat yang terpenjara keterbatasan kita akan menyanyikan lagu kebebasan di barat senja bersama musafir-musafir setengah baya "jangan lupakan pesan ibu, nak. hidup adalah persoalan kuasa kata. kau akan terperosok dalam jika tak pernah terlibat dengan kata. kau akan terjerembab kedunguan jika hanya berdiam diri memaknai hujan." lewat jendela itu mentari margonda berbisik lirih : pagimu terlalu siang, sobat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun