temaram adalah penerima tamu yang baik hati.
ia tak memaksa cahaya segera pulang pagi pagi.
temaram adalah kumpulan doa yang terlampau teduh.
ketika diri mulai mengeluh, temaram datang kemudian erat mencengkeram.
jiwaku digenggam, dibawanya ia ke suatu taman tanpa cahaya.
temaram sembunyikan lumuran darah jiwaku yang tumpah-tumpah.
ia membuatnya tampak utuh, menyatu dalam hitam yang luluh.
temaram memberiku celah untuk menyaksikan rongga-rongga kelam jiwaku sendiri.
ia duduk meringkuk merenungi janji-janji.
kepada bangku taman jiwaku bercerita melalui bahasanya yang bisu.
jika tafsirku tidak keliru, pastilah ia membicarakan kita di masa lalu.
kita yang tak juga mati setelah purnama ketiga berakhirnya dunia itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H