Mohon tunggu...
Taufiq Rahmat H
Taufiq Rahmat H Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamat Sosial

Fokus dan Tenang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mati Suri

18 November 2014   06:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

temaram adalah penerima tamu yang baik hati.

ia tak memaksa cahaya segera pulang pagi pagi.

temaram adalah kumpulan doa yang terlampau teduh.

ketika diri mulai mengeluh, temaram datang kemudian erat mencengkeram.

jiwaku digenggam, dibawanya ia ke suatu taman tanpa cahaya.

temaram sembunyikan lumuran darah jiwaku yang tumpah-tumpah.

ia membuatnya tampak utuh, menyatu dalam hitam yang luluh.

temaram memberiku celah untuk menyaksikan rongga-rongga kelam jiwaku sendiri.

ia duduk meringkuk merenungi janji-janji.

kepada bangku taman jiwaku bercerita melalui bahasanya yang bisu.

jika tafsirku tidak keliru, pastilah ia membicarakan kita di masa lalu.

kita yang tak juga mati setelah purnama ketiga berakhirnya dunia itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun