Indonesia dibawah arahan Pelatih kaliber dunia Shin Tae-yong tentu takingin sekadar numpang lewat di perhelatan akbar Piala Asia tahun ini. Terlebih setelah 16 tahun absen di pesta akbar sepakbola tingkat asia ini. Meskipun fakta dari sisi ranking FIFA amat tidak menguntungkan Indonesia, tapi ada satu fakta unik yang patut terus dijaga oleh Timnas Garuda yaitu tidak pernah kalah di partai pembuka kejuaran Piala Asia.Â
Ya, dari seluruh keikutsertaan Timnas Garuda di Piala Asia, Garuda Asia belumlah tumbang meski pernah berhadapan dengan nama-nama kuat dari Asia seperti Kuwait dan Bahrain yang kualitas dan rankingnya juga selalu berada di atas Indonesia.Â
Dari fakta ini tentu Indonesia punya harapan untuk tidak sekadar mengamankan satu poin, tapi lebih dari itu bisa mencuri kemenangan dari Singa Mesopotamia, Irak, yang dua bulan lalu pernah menggelontorkan 5 gol ke gawang Nadeo, Kiper Timnas Indonesia, di Bashra, Irak dalam kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tapi inilah Sepakbola. Kejadian masa lalu bukanlah jaminan keberhasilan di masa depan. Garuda Asia tetap saja memulai laga dengan skor 0-0 melawan Irak. Artinya, peluang keduanya sejatinya sama besar untuk memenangkan pertandingan. Lalu pertanyaannya, apa yang bisa dijadikan senjata untuk bisa mengalahkan Irak di laga nanti? Minimal ada 3 cara yang bisa dilakukan Timnas Garuda.
1) Mencetak Gol Cepat
Ketika mesin dan stamina masih penuh tenaga, maka Timnas Garuda bisa menekan dan menyerang dengan maksimal di 10 menit awal pertandingan. Strategi ini terbukti ampuh dan terlihat berjalan ketika Indonesia menghadapi Libya di pertemuan kedua lalu. Gol cepat dari Sayuri merupakan hasil proses serangan cepat dan terukur dari Timnas Garuda di delapan menit awal pertandingan babak pertama. Jika hal ini bisa dioptimalkan apalagi dengan memanfaatkan sayap-sayap Garuda yang cepat seperti Asnawi dan Arhan, maka ini bisa menjadi senjata mematikan Timnas Garuda untuk melumpuhkan Singa Mesopotamia di pertandingan nanti
2) Pertahanan Tanpa Kesalahan
Partai-partai ujicoba yang lalu menghadapi Libya dan Iran sungguh mempertontonkan kerentanan di pertahanan Timnas Indonesia. Nampaknya ini lebih kepada komunikasi dan feeling yang memang belum begitu menyatu antar pemain belakang timnas. Kalau bicara tentang pengalaman, rasanya atmosfer Liga Inggris yang dirasakan Elkan Bagott dan Justin Hubner, Liga Spanyol dan Malaysia yang dicicipi Jordi Amat lebih dari cukup sebagai bukti kemampuan individu. Tapi bertahan bukan hanya tentang individu. Dibutuhkan kolektivitas dan komunikasi yang baik dalam mengcover satu sama lain, dan itu belum terlihat baik di ujicoba yang sudah terjadi.
Namun, jika malam nanti semua dilakukan dengan baik, maka potensi untuk mencuri angka dan memenangkan pertandingan cukup besar dimiliki oleh Timnas Garuda.
3) Second Ball dari Gelandang Tengah
Pasca sembuh dari cedera, rasanya kita belum menyaksikan lagi improvisasi permainan dari permata Indonesia Marcelo Ferdinand. Witan juga belum terlihat menggigit di beberapa ujicoba sebelumnya. Ivan Janner seperti terlihat bekerja keras sendirian di tengah untuk mengcover banyak bagian di lini tengah.
Jika ketiganya bisa kembali ke performa puncak, dan ikut membantu penyerangan, maka ketiga gelandang ini punya potensi untuk mencabik-cabik lini tengah hingga pertahanan Singa Mesopotamia, apalagi ketiganya juga punya tendangan yang terkenal kuat dari luar kotak penalti lawan. jika mereka terus bisa membantu penyerang untuk bergerak aktif di kotak penalti lawan sambil mencari celah di pertahanan Irak, maka besar kemungkinan gol akan tercipta dan lahir dari para gelandang kreatif ini.
Inilah 3 cara yang bisa Timnas Garuda lakukan untuk mendapatkan poin penting di laga pertama Piala Asia 2024 malam nanti. Patut kita nantikan gebrakan yang bisa dilakukan Garuda Asia di Piala Asia 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H