Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perpisahan dan Gagalnya Dialog Dua Aku

21 Mei 2023   21:25 Diperbarui: 21 Mei 2023   21:51 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa terjadi perceraian atau perpisahan? bukankah sebelumnya kedua manusia ini begitu sangat mencintai? bukankah sebelumnya kedua insan ini begitu saling mengagumi? Lalu kenapa ini terjadi? Ya, faktornya beragam dan takperlu diulas secara berulang. Anda bisa baca dan temui di banyak tulisan ilmiah dan nonilmiah sebab musabab ini terjadi.

Tapi yang ingin kita kulik kali ini adalah sisi lain dari kenapa perpisahan itu terjadi, yaitu dari sisi setiap pribadi yang ingin melihat orang lain berubah. Ya, melihat orang lain berubah demi dirinya, bukan dirinya yang berubah demi orang lain. 

Gagalnya Dialog Dua Aku

Dalam rumah tangga, sejatinya terdapat dua aku yang saling taksama, berbeda, berseberangan dan seterusnya. Dua aku ini takboleh disatu-satukan. Silakan menyatukan tujuan akhirnya. Tapi jangan coba-coba menyatukan isi kepalanya, egonya dan seterusnya. Semakin seseorang mencoba menyatu-nyatukan keduanya, maka semakin rentan untuk terjadi perbedaan yang seringkali ujungnya berakhir dengan pertikaian dan perpisahan.

Dulu, aku merasa aku pintar itulah kenapa aku ingin mengubah dunia.

Sekarang, aku merasa bijaksana itulah kenapa aku ingin mengubah diriku sendiri (Rumi)

Kalau ada orang yang harus menjadi lebih baik dan berubah, sesungguhnya orang itu adalah "aku" diriku, bukan "aku" dirinya. Selama ini yang seringkali terjadi adalah, banyak orang yang berusaha mengubah "aku" dirinya hingga lupa untuk memperbaiki "aku" diriku. Kegagalan dialog dua aku iniah yang kemudian menyebabkan banyak pertengkaran, perselisihan hingga seringkali menyebabkan perpisahan.

Menyadari sepenuhnya kalau kita tidak sempurna adalah sebuah langkah awal untuk membuka dialog dua aku ini. Semakin seseorang merasa dia tidak sempurna, maka ia akan semakin mencoba melihat keindahan dalam pertumbuhan dua aku ini. Semua orang sedang bertumbuh. Semua orang sedang belajar untuk lebih baik. Adalah lebih baik jika merasa tidak baik daripada mengaku diri selalu baik.

Perasaan belum baik akan mengarahkan kita ke jalan yang lebih baik. Merasa sudah baik seringkali mengungkung diri dalam kesombongan yang seringkali menyebabkan salah satu aku akan gagal bertumbuh, berkembang hingga akhirnya seringkali menyesatkan jalan pilihan.

Dialog antar dua aku sejatinya tidaklah sulit. Ia hanya membutuhkan kelapangan jiwa dan kerendahan hati. Aku yang satu hanya perlu menyadari akan kelemahan aku yang lain dan begitu juga sebaliknya. Semakin setiap individu bisa mengendalikan aku di dalam dirinya dengan bijaksana, maka dialog antar dua aku akan menjadi selaras, seimbang dan ujungnya tentu saja akan menciptakan keluarga yang oleh banyak kalangan disebutkan sakinah, mawaddah warahmah.

Jadi, silakan cek "aku" masing-masing, masihkah alarmnya berbunyi dan condong ke arah orang lain? kalau iya, maka perbaiki arahnya dan fokus ke diri sendiri. Jika sudah, maka selalu buka dialog dengan "aku"dirinya agar kita paham dan mengerti tentang keindahan sebuah hubungan.

Jika sudah dilakukan dengan maksimal, maka selalu ingat hal ini, bertengkar berdua terkadang lebih baik daripada damai sendirian.

Be the new you

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun