Coba renungkan sejenak. Jutaan orang yang mudik ke kampung halamannya itu, kira-kira apa yang menjadi motivasi utamanya untuk pulang kampung? orangtua? keluarga? suasana kampung halaman? atau apa? Tentu setiap orang punya alasannya masing-masing. Kalau mau ditelisik, kenapa orang-orang itu (termasuk kita) rela menempuh ribuan kilo hanya untuk pulang kampung? Ya, bagi Anda yang takpernah pulang kampung karena bekerja di kota kelahiran tentu takkan bisa merasakan sensasinya. Terkadang banyak hal di dunia ini hanya bisa dirasakan tanpa perlu diceritakan dan dideskripsikan. Karena seringkali kata terbatas untuk menerjemahkan rasa, begitulah minimal kata para pujangga tentang rasa.
Lalu, kalaupun harus ada alasan untuk merindukan kampung halaman, maka ini adalah 5 alasannya.
1. Kampung Kelahiranmu
Dimana kita dilahirkan takkan mungkin sirna dari ingatan kita. Ia akan tetap termaktub di KK dan Akte lahir kita. Ya, rindu tanah kelahiran kita adalah alasan utama kenapa kita sangat menantikan momen pulang kampung itu. Meskipun kampungmu jauh di pedalaman, rasa memiliki kampung itu takkan bisa didefenisikan oleh apapun. Kerinduan itu muncul saja di hati tanpa bisa dijelaskan.
2. Orangtua dan Keluarga
Ini adalah kerinduan berikutnya. Orangtua melahirkan kita di kampung atau tempat itu. Bagaimana kita bermain dan tumbuh menjadi anak-anak kecil. Nasihat orangtua yang selalu kita dengar setiap hari. Rebutan remote tv yang terjadi antara kakak beradik, saling bercanda bersama antar keluarga, menikmati momen tertawa dan berkumpul di sore hari. Ah, sungguh, momen itu mungkin sudah berlalu. Tapi ia takmungkin hilang dari memori setiap kita. Ia hidup dan abadi dalam ingatan kita masing-masing.
3. Kejahilan Masa Kecil
Lorong-lorong desa yang sering kita telusuri sambil berteriak. Sawah-sawah tetangga yang (mungkin pernah) kita injaki, pohon-pohon tetangga yang sedang berbuah yang (mungkin) pernah kita lempari agar jatuh dan sebagainya. Hebatnya, para tetangga itu tidak pernah marah, mereka hanya tertawa sambil menawari untuk memanjat saja daripada sibuk melempar pohon. Inilah keakraban khas perkampungan zaman dahulu. Coba bandingkan dengan zaman sekarang. Anda akan langsung dilaporkan polisi hanya karena berkata/berkirim pesan yang dianggap tidak menyenangkan orang lain. Sungguh zaman yang sangat berbeda. Ini tentu menimbulkan kerinduan yang dalam terhadap kampung halaman kita.
4. Kenangan Indah
Kenangan indahnya bisa beragam. Ada yang jatuh cinta monyet. Ada yang jatuh dari sepeda dan pohon. Ada yang dikejar hansip karena membuat kebisingan dan lain sebagainya. Semua kenangan ini hanya bisa kembali dihadirkan ketika kita melihat lagi sisi-sisi setiap kampung kita. Menengok lagi lorong-lorong yang kini telah berubah di ujung kampung kita dan seterusnya. Kenangan ini terkadang perlu dipelihara untuk terus menumbuhkan kecintaan kita pada kampung halaman.
5. Jajanan Kampung
Jajanan kampung tentu jauh berbeda dengan jajanan kota. Di kampung saya misalnya, makanan paporit saya setiap sarapan pagi adalah lontong sayur khas yang kuahnya banyak dan lontongnya sedikit. Sederhananya, si ibu ini menjual kuah pakai lontong, kalau kata orang yang baru pertama makan lontong itu. Tapi bagi saya, memang di situ seninya. Di situ ciri khasnya. Dan tentu saja rasanya taktertandingi. Hanya di tempat itu yang bisa menyajikan rasa yang begitu. Enak. Takterkatakan. Hal ini taktergantikan. Tentu akan sangat dirindukan.
***
Bagaimana dengan Anda? adakah hal lain yang membuat Anda rindu kampung halaman?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H