Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

5 Alasan Merindukan Kampung Halaman

25 April 2023   17:00 Diperbarui: 25 April 2023   17:02 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba renungkan sejenak. Jutaan orang yang mudik ke kampung halamannya itu, kira-kira apa yang menjadi motivasi utamanya untuk pulang kampung? orangtua? keluarga? suasana kampung halaman? atau apa? Tentu setiap orang punya alasannya masing-masing. Kalau mau ditelisik, kenapa orang-orang itu (termasuk kita) rela menempuh ribuan kilo hanya untuk pulang kampung? Ya, bagi Anda yang takpernah pulang kampung karena bekerja di kota kelahiran tentu takkan bisa merasakan sensasinya. Terkadang banyak hal di dunia ini hanya bisa dirasakan tanpa perlu diceritakan dan dideskripsikan. Karena seringkali kata terbatas untuk menerjemahkan rasa, begitulah minimal kata para pujangga tentang rasa.

Lalu, kalaupun harus ada alasan untuk merindukan kampung halaman, maka ini adalah 5 alasannya.

1. Kampung Kelahiranmu

Dimana kita dilahirkan takkan mungkin sirna dari ingatan kita. Ia akan tetap termaktub di KK dan Akte lahir kita. Ya, rindu tanah kelahiran kita adalah alasan utama kenapa kita sangat menantikan momen pulang kampung itu. Meskipun kampungmu jauh di pedalaman, rasa memiliki kampung itu takkan bisa didefenisikan oleh apapun. Kerinduan itu muncul saja di hati tanpa bisa dijelaskan.

2. Orangtua dan Keluarga

Ini adalah kerinduan berikutnya. Orangtua melahirkan kita di kampung atau tempat itu. Bagaimana kita bermain dan tumbuh menjadi anak-anak kecil. Nasihat orangtua yang selalu kita dengar setiap hari. Rebutan remote tv yang terjadi antara kakak beradik, saling bercanda bersama antar keluarga, menikmati momen tertawa dan berkumpul di sore hari. Ah, sungguh, momen itu mungkin sudah berlalu. Tapi ia takmungkin hilang dari memori setiap kita. Ia hidup dan abadi dalam ingatan kita masing-masing.

3. Kejahilan Masa Kecil

Lorong-lorong desa yang sering kita telusuri sambil berteriak. Sawah-sawah tetangga yang (mungkin pernah) kita injaki, pohon-pohon tetangga yang sedang berbuah yang (mungkin) pernah kita lempari agar jatuh dan sebagainya. Hebatnya, para tetangga itu tidak pernah marah, mereka hanya tertawa sambil menawari untuk memanjat saja daripada sibuk melempar pohon. Inilah keakraban khas perkampungan zaman dahulu. Coba bandingkan dengan zaman sekarang. Anda akan langsung dilaporkan polisi hanya karena berkata/berkirim pesan yang dianggap tidak menyenangkan orang lain. Sungguh zaman yang sangat berbeda. Ini tentu menimbulkan kerinduan yang dalam terhadap kampung halaman kita.

4. Kenangan Indah

Kenangan indahnya bisa beragam. Ada yang jatuh cinta monyet. Ada yang jatuh dari sepeda dan pohon. Ada yang dikejar hansip karena membuat kebisingan dan lain sebagainya. Semua kenangan ini hanya bisa kembali dihadirkan ketika kita melihat lagi sisi-sisi setiap kampung kita. Menengok lagi lorong-lorong yang kini telah berubah di ujung kampung kita dan seterusnya. Kenangan ini terkadang perlu dipelihara untuk terus menumbuhkan kecintaan kita pada kampung halaman.

5. Jajanan Kampung

Jajanan kampung tentu jauh berbeda dengan jajanan kota. Di kampung saya misalnya, makanan paporit saya setiap sarapan pagi adalah lontong sayur khas yang kuahnya banyak dan lontongnya sedikit. Sederhananya, si ibu ini menjual kuah pakai lontong, kalau kata orang yang baru pertama makan lontong itu. Tapi bagi saya, memang di situ seninya. Di situ ciri khasnya. Dan tentu saja rasanya taktertandingi. Hanya di tempat itu yang bisa menyajikan rasa yang begitu. Enak. Takterkatakan. Hal ini taktergantikan. Tentu akan sangat dirindukan.

***
Bagaimana dengan Anda? adakah hal lain yang membuat Anda rindu kampung halaman?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun