Peresmian nama Ganjar Pranowo sebagai capres usungan PDIP yang bertepatan dengan jumat terakhir ramadhan atau awal pertama syawal bagi yang merayakan lebaran hari ini sesungguhnya bukanlah berita besar yang mencengangkan. Nama ini sudah berulang-ulang muncul sebagai kandidat utama yang akan diusung partai berlambang banteng tersebut. Tingkat elektabilitas yang terbilang tinggi dalam berbagai survey yang ada, sosok yang dianggap cukup merakyat dan patuh dengan partai, punya pengalaman birokrasi dan beberapa alasan internal partai lainnya tentu adalah beberapa pertimbangan utama PDIP ketika mengumumkan Ganjar ke publik.
Lalu pertanyaannya, apakah saat ini adalah momen terbaik untuk mengumumkan nama ini? Atau apakah justru terkesan terlalu tergesa-gesa hingga menyebabkan seorang presiden sampai harus kembali lagi ke Jakarta saat sudah menikmati libur lebarannya di Solo? Tepat atau tidaknya, pas atau tidaknya, tentu hanya mereka yang paling tahu. Tapi yang jelas, nama itu sekarang sudah positif hadir ke publik dan bukan lagi menjadi nama semu ketika survey dilakukan oleh lembaga yang ada.
Peta Pilpres 2024 Pasca Sahnya Ganjar
Munculnya nama terbaru hari ini tentu secara tidak langsung memunculkan 3 poros utama kandidat capres 2024 yang kemungkinan besar akan menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Anies Baswedan dengan 3 kapal utamanya yang sudah memproklamirkan diri dengan koalisi perubahannya. Prabowo yang tervalidasi tetap akan maju sebagai capres dan tentu saja Ganjar dengan PDIP-nya. Melihat secara sekilas, memang 3 nama ini selalu masuk ke 3 besar calon capres pilihan rakyat berdasarkan hasil survey yang ada. Lalu bagaimana peluang ketiganya?
Melihat data yang dikeluarkan tempo.co terkait pemilih kaum milenial yang mencapai 60% di tahun 2024, maka bukan tidak mungkin fokus ke tiga capres ini haruslah bisa menyasar kaum milenial dan generasi Z ini. Tentu saja pendekatan-pendekatan konvensional akan terasa garing jika diberikan kepada para generasi Z ini. Ke tiga capres harus cermat dan cerdas menggunakan arus media informasi zaman now yang up date dan sesuai dengan karakter mereka agar bisa masuk dan menyasar pasar yang 60% ini.
Minilik dari segi usia dan kedekatan dengan zaman milenial dan gen z, maka Ganjar dan Anies yang kelahiran 68 dan 69 tentu punya keuntungan tersendiri karena cenderung berada di zaman yang lebih dekat dengan generasi milenial dan gen z. Sedangkan prabowo yang angkatan tahun 50-an, tentu punya keunggulan lain dari sisi pengalaman di pemerintahan, strategi militer, dan kematangan seorang negarawan yang cukup terbukti bisa mengkonsolidasi dua kubu yang berseberangan di pilpres lalu hingga menjadi harmonis atas nama urusan bangsa dan negara.
Lalu pertanyaannya, bagaimana cara ketiga kandidat ini menambal lubang yang ada di dalam berbagai aspek yang mereka punya? Salah satu caranya tentu saja adalah dengan memilih dan memilah cawapres yang bisa mengisi sisi lain dari para kandidat capres yang ada ini.Â
Pemilihan cawapres ini tentu akan sangat krusial untuk bisa mendongkrak elektabilitas ke tiga kandidat ini. Semakin cawapres yang dipilih bisa atau dianggap bisa melengkapi kepingan kepemimpinan bangsa yang diharapkan masyarakat, maka potensi kandidat itu untuk duduk menjadi RI 1 akan semakin besar. Sebaliknya, jika salah melangkah dan memilih, dengan alasan apapun, maka potensi untuk ditinggal para pemilih juga akan semakin besar.
Rakyat hari ini tentu harus diakui sudah jauh lebih cerdas dari apa yang dibayangkan. Rakyat bisa melihat rekam jejak seseorang dengan mudah melalui media apa saja. Rakyat dengan mudah akan menemukan rekam jejak yang kontra atau bahkan pernah tidak mendukung kebijakan yang pro-rakyat. Ya, pada akhirnya rakyatlah yang punya suara untuk menentukan kemana bangsa ini akan melangkah. Apapun peta dan kekuatan serta strategi yang disusun oleh para kandidat, pada akhirnya rakyat harus memilih dengan logika dan hati nurani yang jernih untuk menentukan arah bangsa ini di tahun-tahun berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H