Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini 3 Jebakan Pensiun yang Wajib Diwaspadai

9 Agustus 2021   20:05 Diperbarui: 9 Agustus 2021   20:32 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada terhadap "jebakan pensiun" yang bisa jadi sedang Anda alami (pixabay.com)

Apakah Anda sekarang berusia produktif? Apa bayangan Anda jika disebutkan kata "pensiun"? Tidak produktif? lemah secara fisik? lebih bijaksana secara mental? kaya raya? punya kebebasan waktu? atau apa?

Ya, tidak masalah apapun yang Anda bayangkan tentang pensiun. Tapi yang menjadi masalah adalah jika hanya membayangkan pensiun sedangkan di saat yang sama Anda tidak melakukan apa-apa.

Baiklah. Mari kita mulai masuk secara perlahan. Tahukah Anda, bahwa ternyata "pensiun" itu bisa menjadi sebuah "jebakan" yang akan membuat hidup Anda sengsara? Oh, mungkin Anda berpikir sebaliknya. Silakan saja, itu pilihan Anda.

Baiklah jika begitu. Mari kita lihat bagaimana pensiun bisa "menjebak" kita di kehidupan sekarang (sebelum pensiun).

1.  Uang Harus Ditabung Sebanyak Mungkin Untuk Pensiun

Menabung (seperlunya dan mulai secepatnya) untuk pensiun tentu saja baik. Saya juga melakukannya. Tapi ketika Anda menabung begitu "keras", hingga Anda mengorbankan kehidupan yang "nyaman" di masa kini, maka sesungguhnya Anda jangan-jangan sudah masuk dalam jebakan pensiun.

Pensiun tidak harus membuat Anda kehilangan kesenangan saat ini. Pensiun tidak harus membuat Anda "sengsara" di masa muda hanya untuk mempersiapkan sesuatu yang belum pasti datang.

Baiklah, coba jawab untuk Anda yang belum (usia) pensiun, apakah ada yang berani menjamin Anda akan sampai di usia pensiun nanti?

2. Tunda Jalan-jalan Saat Ini Untuk Menikmati (Jalan-jalan) Saat Pensiun

Pernahkan Anda menemukan rekan kantor yang "mengejek" rekannya yang asik setiap tahun berlibur? yang pasti hanya dia yang tahu motif aslinya. Tapi seringkali yang bersangkutan itu berlindung dibalik "alibi" pensiun.

Ya, sebaiknya pensiunlah tempat dan waktu terbaik untuk menikmati "jalan-jalan", liburan dan sejenisnya. Bukan saat muda dan produktif seperti ini, begitu kira-kira komentarnya.

Lalu pertanyaan saya, apakah menurut Anda cukup nikmat jika harus "jalan-jalan" dan di saat bersamaan banyak pantangan yang harus Anda jalani (misalnya)? tidak boleh makan daging karena ada penyakit ini, tidak boleh minum es karena khawatir kumat penyakit itu, harus bawa jaket dan seterusnya.

Mana yang lebih fit, jalan-jalan di usia muda atau jalan-jalan di usia pensiun? Entahlah. Setiap kita pasti punya jawabannya. Tapi yang pasti, lakukan saja apa yang ingin Anda lakukan sekarang selama itu baik. Adapun punya persiapan untuk masa depan tentu adalah hal yang penting. Jangan sampai Anda terjebak dan menyesal di kemudian hari.

3. Jaga Kesehatan Selagi Muda, Agar Lebih Sehat di Usia Pensiun

Semua orang pasti sepakat kalau menjaga kesehatan itu penting. Tapi jika sampai Anda terlalu "banyak pantangan" di waktu muda, saya khawatir Anda menyesal. Seorang teman saya bercerita kalau ada rekannya yang sehat tubuhnya, sangat menjaga makannya, tapi tiba-tiba saja meninggal. 

Ada lagi yang rutin olahraganya, rajin ke gym, senang lari pagi, juga secara tiba-tiba "batal" sampai ke usia pensiun karena sudah pensiun dari bumi ini.

Poin saya adalah, menjaga kesehatan itu penting, tapi jangan sampai Anda terjebak dan mengharapkan lebih sehat di usia pensiun dengan mengabaikan kenikmatan masa kini.

Makan nasi itu bagus jika secukupnya. Makan durian juga bagus jika secukupnya. Rasanya kita bisa cari tahu dengan mudah berapa takaran yang baik dari setiap makanan yang kita makan itu. Semua tentu baik (selagi halal dan tayyib) selagi sesuai ukurannya.

Jangan sampai bayangan pensiun sehat Anda itu "mengorbankan" nikmatnya makanan lezat dan seterusnya itu. Kata kuncinya adalah secukupnya, tidak berlebih.

***

Jangan biarkan bayangan pensiun yang belum tentu Anda rasakan itu menghalangi Anda untuk "menikmati hidup" saat ini. Ingat, pensiun itu belum nyata, bagi Anda yang belum pensiun. Yang nyata itu adalah hari ini, saat ini, saat Anda membaca tulisan ini.

Bagaimana mungkin Anda membiarkan hidup Anda "terjebak" dengan sesuatu yang belum pasti dan mengabaikan yang jelas-jelas sudah menjadi milik Anda hari ini?

Ya, jika ada satu hal yang paling harus kita siapkan untuk masa depan (pensiun) kita adalah, persiapkan anak-anak yang shaleh yang pasti akan bermanfaat untuk kita di masa tua nanti, bahkan hingga kita sudah berada di alam yang berbeda.

Semoga bermanfaat

Salam bahagia

Be the new you

TauRa

Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun