Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadilah "Devil's Advocate" untuk Temanmu

28 Juli 2021   20:57 Diperbarui: 28 Juli 2021   21:39 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda menemukan seorang teman yang setuju terus dengan apapun yang Anda lakukan? atau pernahkah Anda menemukan yang tidak hanya setuju, tapi juga membantu Anda melakukan apapun yang Anda inginkan meskipun Anda tidak terlalu yakin apa yang Anda lakukan itu benar?

Lalu sebaliknya, pernahkah Anda menemui orang, mungkin Anda tidak menganggapnya teman, yang selalu tidak sepakat dengan Anda? Jika Anda atasan, pernahkah Anda bertemu dengan bawahan yang seolah-olah selalu atau sering tidak sepakat dengan Anda? Apa reaksi Anda? benci, tidak suka, atau apa?

Ya, bisa jadi Anda menganggap teman yang mendukung itu adalah teman terbaik Anda. Sebaliknya, Anda menganggap yang sering mendebat itu adalah pembangkang dan seterusnya.

Bisa jadi Anda benar. Pun bisa jadi sebaliknya. Bisa jadi teman yang Anda anggap baik itu ternyata sebaliknya, pun bisa jadi orang yang Anda anggap musuh itu justru orang yang sayang kepada Anda. Saya sedang tidak ingin membolak-balikkan pikiran Anda, saya hanya ingin  mengajak siapapun pembaca tulisan ini, agar melihat segala hal dari 2 kacamata (minimal). Kacamata Anda dan kacamata orang yang di luar sana.

Baiklah, mari kita lihat lebih dekat (markililede)

Jadilah Devil's Advocate

Dalam sebuah pelatihan, saya meminta seorang peserta untuk maju ke depan dan melakukan apa yang sudah kami pelajari sebelumnya tentang teknik dasar presentasi dan beberapa hal lainnya.

Setelah presentasinya selesai, saya bertanya ke tiga orang tentang bagaimana teman tadi membawakan bagian yang sudah kami latih sebelumnya. Jawaban mereka semua seragam kalau rekan yang maju tadi sudah cukup bagus dan seterusnya.

Tiba-tiba seseorang dari belakang mengangkat tangan. Saya mengizinkannya bicara. Komentarnya 180 derajat berbeda dengan 3 teman sebelumnya.

Dia mengatakan kalau orang yang maju tadi sama sekali jauh dari kata bagus. Masing kurang ini dan itu. Dia bicara panjang lebar. Singkatnya, beberapa hal yang dikatakannya saya sepakat kalau presenter yang maju tadi masih jauh dari kata ideal seperti komentar 3 teman sebelumnya.

Ya, tanpa lingkungan itu sadari, orang yang berkomentar pedas tadi adalah co-facilitator saya yang memang sudah kita atur. Saya sengaja memintanya untuk lebih jujur dan transparan memberikan masukan. Bukan untuk menjatuhkan siapapun, tapi untuk memberikan penilaian yang akurat dan lebih transparan terhadap penampilan peserta. Manfaatnya? Ya, untuk kemajuan peserta tadi.

Saya bisa saja mengatakan dengan mudah kalau semuanya sudah bagus, lalu semua bahagia dan saya dipanggil lagi untuk memberikan pelatihan. Tapi pasti ada nilai-nilai luhur yang saya abaikan dan saya tidak ingin melakukan itu.

Ya, teman saya tadi telah bertindak sebagai "Devil's Advocate". Dia mencoba mendebat apa yang seolah-olah dianggap sudah baik dan sesuai. Dia berupaya menyadarkan siapapun untuk melihat sisi lain dari sebuah situasi. Dia men-challenge orang-orang yang mengatakan sudah baik tadi dengan memberikan fakta-fakta berbeda yang bisa jadi akan menyadarkan kita untuk terus berbenah.

Terkadang kita perlu menjadi Devil's Advocate untuk teman kita. Kalimat-kalimat pujian itu bagus jika diberikan secukupnya. Tapi kata-kata "tajam" dan memberikan tantangan terkadang lebih bagus untuk membuat teman kita (dan kita) bisa lebih baik dan terus memperbaiki diri.

Ini bukan tentang Anda mencoba mencari kesalahan rekan Anda, tidak. Ini bukan tentang Anda benci dengan teman Anda, tidak. Tapi ini tentang Anda mencoba membantu teman Anda melihat sudut pandang yang lain yang mungkin belum bisa dilihat olehnya. Ya, ini penting untuk Anda latih dan lakukan.

***

Di akhir pelatihan, saya meminta Devil's Advocate (rekan saya) tadi memperkenalkan diri. Satu ruangan mendadak pecah dengan teriakan dan sesaat kemudian rekan saya tadi langsung menjadi selebritis baru. 

Beberapa orang sibuk mengajaknya berfoto. Beberapa lain memuji aktingnya yang bagus. Beberapa lainnya masih terlihat kesal dan geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Dan beberapa lainnya terlihat mengangguk seperti merasa mendapat pelajaran berharga dari sesi yang kita lakukan itu.

Lalu pertanyaannya, pernahkah Anda menjadi Devil's Advocate untuk teman atau orang terdekat Anda?

Semoga bermanfaat

Salam bahagia

Be the new you

TauRa

Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun