Saya bisa saja mengatakan dengan mudah kalau semuanya sudah bagus, lalu semua bahagia dan saya dipanggil lagi untuk memberikan pelatihan. Tapi pasti ada nilai-nilai luhur yang saya abaikan dan saya tidak ingin melakukan itu.
Ya, teman saya tadi telah bertindak sebagai "Devil's Advocate". Dia mencoba mendebat apa yang seolah-olah dianggap sudah baik dan sesuai. Dia berupaya menyadarkan siapapun untuk melihat sisi lain dari sebuah situasi. Dia men-challenge orang-orang yang mengatakan sudah baik tadi dengan memberikan fakta-fakta berbeda yang bisa jadi akan menyadarkan kita untuk terus berbenah.
Terkadang kita perlu menjadi Devil's Advocate untuk teman kita. Kalimat-kalimat pujian itu bagus jika diberikan secukupnya. Tapi kata-kata "tajam" dan memberikan tantangan terkadang lebih bagus untuk membuat teman kita (dan kita) bisa lebih baik dan terus memperbaiki diri.
Ini bukan tentang Anda mencoba mencari kesalahan rekan Anda, tidak. Ini bukan tentang Anda benci dengan teman Anda, tidak. Tapi ini tentang Anda mencoba membantu teman Anda melihat sudut pandang yang lain yang mungkin belum bisa dilihat olehnya. Ya, ini penting untuk Anda latih dan lakukan.
***
Di akhir pelatihan, saya meminta Devil's Advocate (rekan saya) tadi memperkenalkan diri. Satu ruangan mendadak pecah dengan teriakan dan sesaat kemudian rekan saya tadi langsung menjadi selebritis baru.Â
Beberapa orang sibuk mengajaknya berfoto. Beberapa lain memuji aktingnya yang bagus. Beberapa lainnya masih terlihat kesal dan geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Dan beberapa lainnya terlihat mengangguk seperti merasa mendapat pelajaran berharga dari sesi yang kita lakukan itu.
Lalu pertanyaannya, pernahkah Anda menjadi Devil's Advocate untuk teman atau orang terdekat Anda?
Semoga bermanfaat
Salam bahagia