Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini 3 Alasan Kenapa "Tidak Setuju" Itu Bagus

25 Juli 2021   20:19 Diperbarui: 25 Juli 2021   20:26 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Jadilah "Tidak Setuju" jika itu dibutuhkan (idntimes.com)

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mungkin sebuah organisasi yang punya ratusan kepala hanya bisa "mengangguk" setuju setiap kali pimpinan menyampaikan pendapat. Bahkan, dalam lingkup yang paling kecil sekalipun, keluarga, sulit untuk memahami bagaimana sebuah keluarga selalu sepakat terhadap suatu hal yang sifatnya masih "argumentatif".

Ya, tentu saja bersepakat dalam beberapa hal itu baik. Tapi jangan salah, tidak setuju juga baik dalam beberapa hal. Misalnya, bagaimana mungkin Anda menyetujui anak Anda yang belum cukup umur untuk mengemudi mobil? Rasanya cukup satu contoh saja. Anda bisa mencari ratusan contoh "tidak setuju" lainnya yang justru terkadang lebih baik di banding setuju.

Lalu pertanyaan selanjutnya, kenapa penting untuk "tidak setuju" dengan orang lain? apakah ada alasan "tidak setuju" yang bagus? Tenang. Kita akan coba sedikit mengulasnya. Semoga bisa memancing Anda untuk tidak mudah setuju dengan orang lain.

Baiklah. Markililede (mari kita lihat lebih dekat).

1. Kita Semua Diberikan Anugerah Pikiran

Ketika kita "tidak sepakat", sesungguhnya kita sedang mengajak otak kita bekerja. Tidak sepakat tentu punya konsekuensi yaitu menyampaikan pikiran lain, dan itu bagus. Ini bukan tentang diterima atau tidak pikiran kita, tapi ini tentang menjadi pribadi bersyukur, yaitu menggunakan otak kita sesuai fungsinya untuk berpikir.

Tidak setuju tidak ada kaitannya dengan pembangkangan. Ini hanya tentang pikiran, pendapat dan argumentasi. Selama disampaikan dengan cara yang anggun, maka itu akan menjadi hal yang harus disyukuri oleh siapapun. Kecuali memang Anda berada dalam lingkungan yang tidak mengenal kata "tidak". Saran saya, keluarlah dari "sarang penyamun" itu, atau pikiran Anda yang menjadi korban.

2. Ada Alternatif Ide Pembanding

Coba bayangkan, pada saat Anda "tidak setuju" dengan ide atasan Anda, lalu Anda mengemukakan ide lain yang didengar oleh atasannya atasan Anda dan ide itu diterima, apa kira-kira yang akan terjadi pada Anda dan perusahaan itu?

Ya, Anda pasti akan diapresiasi dan bisa-bisa di promosi jika ide itu ternyata menguntungkan perusahaan. Bermanfaat untuk Anda dan juga untuk perusahaan. Untuk atasan Anda langsung? Jika ia punya karakter yang baik, ia akan menerima dan justru mengapresiasi Anda. Jika sebaliknya, mungkin Anda tidak disenangi dan seterusnya. Ini tipe atasan lama yang sudah usang untuk kita bahas.

3. Setiap Orang Punya Misi Pribadi

Ingatlah selalu kalau setiap orang pasti punya misi pribadi dalam hidupnya. Walaupun bergabung dalam sebuah organisasi, pasti setiap orang punya kepentingannya sendiri. Ini bukan egois. Ini wajar bin pantas alias lumrah. Manusiawi.

Jadi, jangan kaget kalau ada orang yang "tidak setuju" dengan kita dalam beberapa hal, karena dia juga punya misinya sendiri yang ingin dia capai, begitu juga dengan kita. Selama caranya elegan, santun, saling menghargai, maka tidak ada yang salah di sana.

Semua orang berhak mencapai apa yang diimpikannya. Pun setiap orang berhak untuk mengemukakan ide dan pendapatnya. Sekali lagi, jika memang apa yang disampaikan lebih baik dari "isi kepala" kita, kenapa kita harus malu mengakuinya? Justru, itulah bukti kita manusia yang tidak sempurna.

Michael Brown di dalam bukunya "I Don't Agree" mengulas kalau setiap kita berhak untuk mencapai misi kita masing-masing. Anda tidak harus setuju dengan semua pendapat orang lain. Anda berhak menyampaikan ide Anda untuk mencapai misi pribadi Anda. Tapi selalu ingat, ada koridor kesopanan dan kedewasaan bersikap yang harus selalu Anda perhatikan.

***

Bagaimana dengan Anda, masihkah setia menjadi "pengangguk" sejati dalam setiap rapat, keputusan dan lain sejenisnya? Keluarlah dari kebiasaan "pengangguk" sejati. Utarakan isi kepada Anda. Jangan-jangan, ide yang Anda pendam selama ini jauh lebih bernilai di banding tumpahan ide yang Anda dengar selama ini.

Ya, Anda tidak pernah tahu sebelum mengemukakannya. Anda tidak pernah tahu seberapa bagus ide-ide Anda sebelum Anda menyampaikannya. Dan tentu saja Anda tidak akan pernah tahu itu semua sebelum Anda mengatakan "Saya tidak setuju" dan Anda mulai menjadi pusat perhatian saat itu juga.

Semoga bermanfaat

Salam bahagia

Be the new you

TauRa

Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun