Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ini 3 Pelajaran dari Gugurnya "Penghuni Grup Neraka" Piala Eropa 2020

30 Juni 2021   20:08 Diperbarui: 2 Juli 2021   14:49 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di banyak media diberitakan kalau Inggris tetaplah dianggap kesebelasan yang seolah-olah hebat, padahal selalu terpuruk ketika perhelatan sesungguhnya dilaksanakan. 

Meski seringkali itu terjadi, tapi Inggris kali ini berbeda. Mereka sedikit "menjauhi" berkomentar di Media. Para punggawanya terlihat lebih kalem.

Mereka seolah-olah tidak mendengarkan kritik. Harry Kane, misalnya. Bagaimana dia dianggap "mandul" di EURO kali ini selama fase grup dan justru baru berkontribusi maksimal ketika menghadapi Jerman dan lain sebagainya.

Singkatnya, kita harus belajar untuk selalu berpikir positif bahkan ketika situasi dan lingkungan meremehkan kita. 

Mungkin Inggris hanya ingin membuktikan kepada dunia kalau "football is coming home" pada saat nanti mereka bisa mengangkat tropi dan pada saat itu mungkin mereka akan meluapkan kegembiraannya dengan banyak berkomentar.

Prancis Vs Swiss - (Jangan Lengah Sebelum Tugas Benar-benar Selesai)

Bisa jadi ini adalah laga yang akan disesali Pogba sepanjang hidupnya. Cobalah lihat bagaimana "suasana kemenangan" yang seolah-olah sudah mereka tunjukkan pada saat Pogba mencetak gol spektakuler di laga itu.

Semua pemain Prancis mendadak sudah terlihat seperti juara. Tidak ada lagi N'golo Kante yang berlari ke sana ke mari dengan gigih. Tidak ada lagi keseriusan Varane dalam menjaga wilayahnya. 

Kebanyakan dari mereka mulai "berjalan" di atas lapangan daripada tampil ngotot seperti menghadapi Jerman atau Portugal di fase grup.

Mereka lupa kalau laga belum usai. Satu detikpun bisa mengubah jalannya laga, apalagi 10 menit. Singkatnya, kita bisa belajar kalau jangan pernah lengah untuk bersenang-senang dulu sebelum tugas kita benar-benar selesai.

Dalam karir misalnya, jangan pernah berhenti dulu ketika Anda belum mencapai puncak dari apa yang Anda impikan. Jangan merasa jumawa ketika Anda sudah menyelesaikan sebagian tugas. 

Selesaikan dulu tugasnya secara keseluruhan, barulah Anda ambil waktu untuk istirahat, merayakan kemenangan dan begitu seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun