Jadi, ambil cuti Anda dan habiskan waktu Anda bersama orang yang Anda cintai. Anda bisa digantikan di kantor Anda. Tapi percayalah, Anda tidak mungkin akan tergantikan untuk anak, istri atau suami Anda.
Seorang teman saya ada yang hobinya sekolah hingga sampai ke puncak strata pendidikan. Ketika saya pernah bertanya, "momen apa yang paling kau ingat ketika bersama anakmu..?". Aneh, dia diam cukup lama. Percapakan kami mendadak hening. Dia seperti harus berpikir keras untuk mengingat kembali momen yang paling berkesannya dengan anaknya yang sekarang sudah beranjak dewasa.
Saya menepuk bahunya dan berkata.."Hidup untuk belajar, secara khusus mencari nafkah itu adalah keharusan kita sebagai pria. Tapi sediakan waktumu untuk anak dan keluargamu atau kau akan menyesal di usia tuamu karena kehilangan momen lucu dan indahnya pertumbuhan anakmu..". Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya ketika itu. Tapi yang jelas, sebagai teman yang baik, saya hanya menyampaikan apa yang perlu dia dengar. Karena saling menasihati dalam kebenaran itu adalah ajaran dari agama yang wajib saya sampaikan.
***
Bagaimana sekarang, masihkah Anda menganggap cuti itu biar saja berlalu dan tidak begitu penting untuk diambil dan dihabiskan? Ya, Anda yang paling tahu tentang situasi dan hidup Anda, bukan orang lain.
Pada akhirnya, tiga alasan ini semoga bisa menjadi pengingat kita bersama kalau cuti itu lebih dari penting untuk Anda pakai dan maksimalkan kalau Anda bisa memaknainya dalam perjalanan kehidupan karir dan kehidupan Anda.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia