"Jadilah nyaman di situasi tidak nyaman"
Ketika saya melempar pernyataan ini dalam sebuah sesi pelatihan, banyak yang langsung grasak-grasuk. Banyak yang tiba-tiba melipir dari kursinya. Bisa jadi tidak setuju atau sejenisnya, bisa jadi juga sepakat.
Saya kemudian melanjutkan. Pernahkah Anda "dipaksa" oleh orangtua untuk melakukan sesuatu yang saat itu tidak Anda senangi? Anda diminta makan padahal Anda sedang bermain. Anda diminta membeli cabai, padahal Anda sedang sibuk lari-lari? Anda diminta shalat padahal Anda merasa belum wajib dilakukan di usia kecil?
Berontak? mungkin tidak. Mengeluh atau komplain? mungkin iya. Lalu apa yang Anda rasakan dalam ketidaknyamanan itu? Gelisah? bosan? atau ada perasaan lain? Ya, apapun perasaan Anda, selama Anda tetap melakukan hal yang diminta orangtua Anda, maka biasanya Anda tetap aman.
Lalu pertanyaannya, bagaimana perasaan Anda melakukan hal itu berulang-ulang? puluhan bahkan ratusan kali? apakah rasa tidak nyaman itu masih muncul?
Saya yakin Anda akan berubah menjadi nyaman setelah melakukannya ratusan kali. Seorang teman saya yang lain mengaku dijodohkan oleh orangtuanya dan mengatakan sama sekali tidak cinta dengan calon istrinya. Dengan kata lain, dia tidak nyaman dengan perjodohan itu. Hebatnya, Setelah 3 tahun kami berjumpa lagi, anaknya sudah 2 dan mereka terlihat sangat akrab dan bahagia.
Tentu ada yang bertanya, adakah tip sederhana agar kita bisa tetap meraih kenyamanan dalam situasi "tidak nyaman" sekalipun? Ya, berikut adalah 3 kuncinya. Markililede (mari kita lihat lebih dekat)
1. Terima Situasinya
Ini adalah kunci pertama agar Anda nyaman di situasi yang tidak nyaman. Anda harus menerima saja dengan lapang dada situasi yang ada. Kalau hujan lebat datang dan Anda sedang di jalan yang penuh macet, maka terima saja situasi hujan tiba-tiba itu. Tidak perlu Anda mengeluh dan seterusnya. Itu tidak akan mengubah situasi apapun.
Terima saja situasi yang Anda anggap tidak nyaman itu, maka Anda akan merasa nyaman cepat atau lambat.
2. Jangan Membandingkan
Setelah Anda menerima situasi apapun saat ini yang Anda anggap tidak nyaman, maka selanjutnya adalah jangan pernah membandingkan situasi Anda dengan orang lain.
"Kenapa dia bisa sukses di usia 25 sedangkan aku tidak..?" ini bukanlah kalimat pemenang. Perbandingan terbaik adalah perbandingan Anda sekarang dengan diri Anda yang lalu, bukan dengan orang lain. Ingat, selama Anda bertumbuh, maka itu sudah lebih baik di banding Anda mengalami kemunduran.
Stop membandingkan situasi Anda dengan siapapun di dunia ini. Kita berbeda, teman. Setiap kita punya waktu dan jatah sukses masing-masing. Jemput saja jatah sukses kita itu tanpa perlu membandingkannya dengan orang lain.
3. Ambil Hikmahnya
Pelajaran tertinggi dalam setiap situasi apapun adalah bisa mengambil hikmah dari situasi itu. Pertanyaannya, apakah situasi "tak nyaman" mempunyai hikmah di dalamnya? tentu saja. Nah, tugas Anda adalah mengambil hikmah dari situasi itu.
Mudah? terkadang tidak. Terkadang Anda butuh membiasakan diri untuk melatihnya. Tapi yakinlah, lama-lama Anda akan terbiasa mengambil hikmah dari situasi tak nyaman sekalipun yang ujungnya tentu saja Anda merasakan kenyamanan dalam situasi yang tak nyaman itu.
***
Apa langkah terbaik setelah Anda tahu suatu hal? Ya, langkah terbaiknya adalah mulai mempraktikkannya. Tidak ada jalan instan untuk menjadi juara selain tingkatkan terus intensitas latihan Anda.
Tapi yakinlah, semakin Anda berlatih dan terbiasa, maka Insya Allah Anda akan merasakan situasi nyaman, meskipun Anda berada dalam situasi yang tidak nyaman.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI