Bagaimana cara mendidik anak kita agar beribadah seperti yang kita harapkan di bulan Ramadan? Tentu jawaban kita bisa beragam. Ada yang menggunakan cara-cara berbasis hadiah, silakan. Ada yang pakai cara "hukuman" yang mendidik, silakan saja. Intinya, Anda sebagai orangtua pasti paling tahu tentang situasi anak Anda di rumah.
Adapun orang lain di luar sana, bisa jadi hanya sebagai pengamat dan lain sebagainya. Lalu pertanyaannya, bagaimana sebaiknya kita mendidik anak kita untuk minimal belajar beribadah di bulan Ramadan ini? mari kita lihat. Ada 3 tingkatan orang dalam mendidik anaknya. Dari sana kita bisa mulai paham kenapa ada di antara anak kita yang sulit untuk diajak beribadah di bulan Ramadan ini. Markililede (mari kita lihat lebih dekat).
1. Kasih Tahu Anak Anda - Maka Dia Akan Lupa
Banyak orangtua sekarang yang gemarnya memberi tahu anaknya tentang banyak hal. Begini baik, begitu buruk. Ibadah itu bisa mendapatkan pahala, meninggalkan ibadah itu bisa mendatangkan dosa. Rajin ibadah bisa masuk surga dan malas ibadah bisa masuk neraka dan banyak lagi hal-hal yang diberitahu oleh orangtua.
Sayangnya, yang terjadi kemudian adalah anak itu lupa semua hal yang disampaikan orangtuanya. Ya, anak kecil tidak perlu terlalu banyak Anda beri tahu banyak hal karena semua indranya sedang aktif. Apa yang dia lihat, apa yang dia dengar dan seterusnya bisa menjadi pengetahuan untuknya. Jadi, pikirkan kembali untuk mencekoki anak-anak dengan terlalu banyak hal dan informasi. Semakin banyak Anda beri tahu, maka semakin besar potensinya untuk lupa.
2. Ajari Anak Anda - Maka Dia Akan Tahu
Kalau Anda mengajarkan anak Anda cara mandi, maka anak Anda minimal akan tahu cara mandi. Jika Anda mengajari anak Anda puasa, maka dia minimal akan tahu apa itu puasa. Jika Anda mengajari anak Anda shalat, maka dia akan tahu apa itu shalat, dan itu baik.
Tapi pertanyaannya, apakah dia akan melakukan apa yang Anda ajari itu? belum tentu. Ya, mengajari hanya akan membuat dia tahu apa yang Anda ajari itu dan sampai di situ hal ini akan bagus.
Tapi, sebaiknya Anda jangan buru-buru berharap kalau anak Anda akan langsung mengikuti apa yang Anda ajarkan. Ingat, indra anak-anak (umumnya) aktif semuanya dan kita harus memanfaatkannya. Mengajarinya hanya akan mengaktifkan beberapa indranya saja.
3. Libatkan Anak Anda - Maka Dia Akan Melakukan dan Belajar
Jika Anda ingin anak Anda mulai shalat, maka contohkan shalat itu seperti apa secara konsisten dan terus-menerus. Hidupkan suasana ibadah di rumah. Setelah itu, tanpa Anda memintanya untuk shalat pun maka dia akan shalat.
Dulu ketika kecil, saya selalu diajak oleh ayah saya untuk shalat berjamaah di masjid. Usia saya masih 5 atau 6 tahun saat itu. Saya selalu diletakkan dipaling ujung shaf shalat di sebelah ayah saya.
Ketika saya menguap dan ingin tidur, tidak sedikitpun ayah saya melarang. Malah beliau menyarankan saya untuk tidur saja. Singkatnya, saya lebih banyak tidur di masjid daripada shalat. Ayah saya berpikir mungkin wajar, karena saya masih kecil dan belum wajib shalat.