Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini Bukan tentang Gendernya, tapi Pribadinya

11 April 2021   06:53 Diperbarui: 11 April 2021   06:56 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada akhirnya, semua berpulang ke pribadi kita masing-masing untuk meraih sukses, bukan tentang gendernya (pixabay.com)

Ketika kecil dulu, saya sempat dibuat kagum sekaligus kaget bersamaan. Kakak saya yang pertama, sudah harus berangkat sekolah karena bus jemputannya datang persis ketika hari masih gelap. Sepertinya azan subuh saja baru selesai berkumandang beberapa saat.

Begitu sigap dan semangatnya ia bersekolah. Setelah selesai shalat subuh, cus langsung saja ia berangkat. Saya bahkan jarang melihatnya sarapan. Bukan karena sarapannya tidak ada, karena ibu kami selalu menyiapkan sarapan, tapi karena pasti ia melahapnya sebelum azan subuh itu tiba. Atau mungkin juga ia sudah dibekali oleh ibu dengan makanan yang bisa saja dimakannya ketika dalam perjalanan ke sekolah itu.

Ya, itu adalah sekelumit kisah bagaimana seorang wanita (kakakku) begitu bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Pastinya, di luar saja, ada jutaan orang lain yang bisa jadi punya semangat dan keuletan yang sama atau lebih luar biasa dari yang saya lihat ini.

Ini Bukan Tentang Lak-laki atau Perempuan, Tapi Tentang Pribadinya

Ketika saya sudah dewasa dan masuk ke perguruan tinggi, saya semakin bisa melihat dengan jelas bermacam karakter orang. Seorang teman (laki-laki), teman sekelas saya, bahkan selalu berkampus di "kantin" di seberang kampus kami.

Dia sering mengajak saya untuk ngantin di jam kuliah dan saya selalu menolak dengan alasan yang jelas, kuliah. saya tentu sering ngantin di sana. Bahkan, semua kantin yang ada di kampus pernah saya tongkrongi. Ya, tentu saja di jam setelah kuliah.

Suatu hari, saya bertanya ke teman tadi.

"Brader, kenapa kok harus males banget masuk kuliah...? Padahal kan kalau kita lagi malas yang tinggal duduk di belakang saja dan diam tanpa bertanya pun tidak masalah, yang penting kita hadir.."

Jawabannya cukup standar

"Ya malas aja, brader, ga tau kenapa..!"

Teman tadi bukanlah satu-satunya orang yang melakukan hal itu. Ada puluhan (di kantin itu) bahkan mungkin ratusan atau ribuan (di tempat lain) yang juga melakukan hal yang sama. 

Poinnya adalah, bukan ukuran di laki-laki atau di perempuannya yang pada akhirnya membuat seseorang itu bisa maju, berkembang, berhasil dan sukses. Tapi semuanya berpulang ke individu dan karakter masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun