Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini 3 "Kurikulum Ilahi" Miliknya Kaum Hawa

6 April 2021   22:01 Diperbarui: 6 April 2021   22:34 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum yang dibuat oleh siapapun oknumnya, bisa dikuasai oleh perempuan maupun laki-laki sama baiknya. Laki-laki banyak yang pintar, perempuan pun sama. Laki-laki banyak yang juara dunia dalam olahraga, perempuan pun banyak, dan begitu selanjutnya. Tentu rasanya kita sudah paham tentang hal ini.

Tapi tahukah Anda, ada minimal 3 kurikulum yang memang justru perempuan akan bisa menguasainya dengan jauh lebih baik dibanding siapapun. 

Ya, saya menyebutnya "kurikulum ilahi" miliknya kaum hawa, yang sayangnya minim atau bahkan tidak kita temukan di kurikulum sekolah hingga strata tertinggi sekalipun.

Baiklah, markililede (mari kita lihat lebih dekat). 

1. Kurikulum "Menjadi Ibu"

Adakah kurikulum ini Anda (para mudi-mudi) dapatkan di bangku sekolah? Kalau tidak pernah Anda dapatkan, lalu kapan Anda mempelajarinya? Ya, aneh bin ajaib. Para kaum perempuan seperti tiba-tiba sudah menguasai ilmu dan seluruh kurikulum menjadi ibu begitu mereka mulai menjadi ibu di hari pertama.

Saya selalu menyampaikan begini, 

"Setiap kita PASTI adalah anak, Tapi tidak setiap kita akan menjadi ibu (atau orangtua)"

Ya, kurikulum ini adalah "kurikulum ilahi" yang seperti terinstall langsung di jiwa seorang wanita begitu dia menjadi ibu. Begitu anak menangis, Ibu langsung tahu apa maksud anaknya. Bandingkan dengan para pria. Saya harap Anda (dan saya) harus jujur mengakui hal ini.

2. Kurikulum "Mendidik Anak"

Apakah setelah menguasai kurikulum "menjadi ibu" semuanya berakhir? tidak, teman. Kurikulum itu ternyata berlanjut dan berseri. Seri selanjutnya adalah para kaum hawa (harus) mampu menguasai kurikulum "mendidik anak".

Apakah mudah mendidik anak? Apalagi di tengah situasi yang katanya tidak  mudah sehingga suami istri harus bekerja keduanya? Tidak teman. Meskipun wanita bekerja, umumnya, mereka tetap menjalankan kurikulum "mendidik anak" dengan tanggung jawab penuh.

Lihatlah, meskipun kita (mungkin) punya asisten di rumah, siapa yang dengan sukarela dan ketekunan yang tinggi mengajari anak-anak kita di rumah? Saya belum menemukan orang yang ketekunan dan keikhlasannya melebihi seorang ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun