Siapa yang tidak bangga jika lulus di perguruan tinggi negeri, apalagi yang punya reputasi papan atas di Indonesia?Â
Jangankan kita, orangtua kita pun pasti akan menceritakan kita ke sekeliling kampung begitu anaknya lulus di perguruan tinggi favorit.
Ini adalah hal yang wajar bin pantas alias lumrah. Tentu tidak perlu dibahas lagi apa kelebihan kuliah di PTN. Tapi yang penting dibahas adalah, benarkah semua kelebihan itu akan berbanding lurus dengan (kualitas) pribadinya?
Ingat, sekumpulan orang yang kuliah di PTN (perguruan tinggi negeri) adalah merupakan kumpulan dari banyak individu, sebagaimana juga sekumpulan orang yang kuliah di PTS (perguruan tinggi swasta) juga merupakan kumpulan dari individu.Â
Singkatnya, mereka (mahasiswa) itu hanya dibedakan dari masing-masing "merek" kampus saja. Selebihnya, mereka adalah individu yang menempuh pendidikan sebagaimana juga orang lain menempuh pendidikan dimanapun di seluruh Indonesia.
Bukan Tentang Kampusmu
Hampir seluruh keluarga besar kami memilih jalur PTS sebagai tempat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan, dari SMP hingga perguruan tinggi (S1) hampir semuanya kami memilih kuliah di PTS dengan alasan yang tentunya kami punya sendiri. Meski pada strata pendidikan lanjutan, saya pernah mencicipi kuliah di PTN juga dengan alasan tertentu.
Suatu hari, ketika mengikuti interview sebuah pekerjaan (dulu), saya pernah merasakan yang namanya walking interview.Â
Ya, ketika itu saya benar-benar baru lulus kuliah dan belum punya ijazah. Saya hanya membawa surat keterangan lulus untuk ikut interview itu.
Saya sempat kaget, dalam sebuah ruangan besar (semacam aula), ada ratusan orang yang sudah siap di-interview dan duduk di kursinya masing-masing.
Dan tahukah Anda, dari 10 orang yang saya sapa, semuanya berasal dari PTN. Saya tentu juga yakin, ada puluhan orang lain yang belum saya sapa bisa jadi berasal dari PTS.Â
Poinnya adalah, ternyata, baik dari (lulusan) PTN atau PTS pun ternyata pada akhirnya harus sama-sama berjuang mencari pekerjaan setelah lulus kuliah. Meski ada beberapa sekolah kedinasan yang bisa langsung bekerja setelah lulus.
Tentang Pribadimu
Ketika mengikuti sebuah pelatihan di Bogor, saya mendapatkan jatah kamar dengan seorang anak muda yang saya kira usianya sedikit lebih muda dari saya.
Singkatnya, saya bertanya dari mana asalnya, sekolahnya dan seterusnya. Ternyata, dia adalah seorang karyawan baru di sebuah perusahaan dan juga merupakan tamatan S2 dari sebuah perguruan tinggi di luar negeri.Â
Hal yang menarik, dia cerita kalau dia adalah satu-satunya orang yang diterima dengan kualifikasi setinggi itu. Dua orang lainnya (karena yang diterima di angkatannya ada 3 orang dengan level yang sama), justru berasal dari PTS yang tidak terlalu popular di Indonesia dan hanya punya pendidikan S1.
Saya tersenyum mendengar cerita teman baru tadi. Ya, begitulah adanya. Pada akhirnya, reputasi kampus dan seterusnya itu tetaplah penting, tapi dia bukanlah yang terpenting. Ada banyak hal lain yang jauh lebih menentukan di banding dari kampus mana kita berasal.
Ya, pada akhirnya kepribadian dan karakter seseorang adalah bagian yang paling penting dalam kita mengarungi dunia karir, pekerjaan dan kehidupan ini. Orang-orang yang punya karakter dan kepribadian kuat, tentu akan bisa dilihat oleh para perekrut tenaga kerja.Â
Sebaliknya, meskipun kita berasal dari kampus papan atas, tapi kepribadian dan karakter kita tidak sesuai dengan harapan, maka peluang yang seharusnya besar, justru bisa saja sirna.
Idealnya tentu saja adalah, kita berasal dari kampus papan atas dan juga memiliki karakter dan kepribadian jempolan. Pribadi ini tentu saja adalah pribadi idaman bagi setiap perekrut tenaga kerja.
***
Adalah sebuah kebanggaan jika bisa kuliah di PTN. Tapi juga bukanlah kehancuran jika pada akhirnya harus kuliah di PTS.Â
Tempat-tempat itu hanyalah sebuah nama yang mungkin bisa "sedikit" membantu dalam melanjutkan karir dan seterusnya.
Tapi pada akhirnya, Andalah yang akan punya andil terhadap kesuksesan Anda sendiri. Tidak penting dari mana Anda berasal. Selama Anda punya kualitas dan keterampilan yang dbutuhkan pasar, maka Anda akan terpakai.Â
Sebaliknya, dari tempat termewah pun Anda berasal, tapi minim kualitas dan skill yang dibutuhkan pasar, maka Anda tentu tidak akan terpakai.Â
Jadi, fokuslah pada peningkatan kualitas diri, itu yang pada akhirnya cukup menentukan karir Anda ke depan.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H