Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ini 5 Tipe Komentator di Kompasiana

5 Maret 2021   10:31 Diperbarui: 5 Maret 2021   10:32 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ulasan Anda menarik, tapi saran saya gunakan sudut pandang yang ini dan yang itu, hasilnya biar begini dan begitu.."

"Perhatikan penggunaan judul tulisan, sebaiknya begini dan begitu dan seterusnya.."

Kira-kira beginilah tipe komentator penasihat ini. Padahal, orang yang dinasihatinya belum tentu butuh nasihat itu. Saran saya, kalau memang pengen banget nasihati orang, coba nasihati diri sendiri dulu. Sudah oke kah?

Kalau merasa sudah, itu menurut siapa, Pak? Apakah oke juga menurut orang? O ya, kalau ternyata tetap ingin banget memberikan nasihat di kolom komentar, silakan japri penulisnya saja. Simak baik-baik, saya sering menyampaikan kalimat ini berulang-ulang dalam beberapa kesempatan pelatihan yang saya lakukan,

"Nasihatilah orang hanya di depan dirinya dan Pujilah orang di depan selain dirinya (banyak orang)"

Jadi, kalau mau jadi penasihat, silakan japri saja. Kalau mau memberikan pujian, silakan di depan khalayak ramai. Atau kalau mau mengulas kesalahan, sekalian buat tulisan seperti yang dicontohkan kanda Khrisna. Itu baru elegan (ini pujian).

5. Tipe "Analis"

Ini tipe komentator yang merasa lebih bijak di banding penulis artikelnya. "Begini, kalau saya lihat dari sisi ini dan itu, maka bisa saja akan begini dan begitu dan seterusnya.."

Begitulah umumnya redaksi para analis ini. Silakan saja lakukan analisis, tapi ingat, penulis itu juga punya sudut pandangnya sendiri. Jangan mudah menyalahkan atau menghakimi. Beropini? silakan saja. Menyalahkan, jangan dulu. Karena setiap kepala pasti diisi dengan referensi yang berbeda-beda. 

Kalau gemes banget gimana? buat tulisan lain yang kontradiksi dengan tulisan itu. Saya juga beberapa kali menulis dari sudut pandang yang lain (berbeda) terhadap sebuah tema. Misalnya tentang pendapatan suami harus lebih besar dari Istri (silakan dibaca lagi tulisan saya itu) dan lain sebagainya. 

***

Pertanyaannya kemudian adalah, Anda di tipe yang mana? Adakah tipe yang lain? Ada. Tapi minimal inilah tipe komentator yang sering muncul di kolom komentar kita, atau kolom komentar orang lain yang kebetulan kita baca.

Pada akhirnya, yakinlah, kalau semua komentar itu pasti memiliki muatan positif jika kita benar memaknainya. Ambil sudut pandang positif itu, jangan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun