Karena modal percaya dan sudah saling kenal, kami lakukan bagian kami dengan baik dan setelah acara, si klien ternyata hanya memberikan ucapan terima kasih saja.
Saya hanya tersenyum dan tetap menjalin pertemanan dengan klien itu. Tapi apa yang terjadi kemudian? Ya, sekitar 3 hari dari acara itu, saya dihubungi oleh salah satu peserta pelatihan, dan anehnya menawarkan harga 2 kali lipat dari harga pelatihan umumnya. Ajaib.
Jadi, biar saja Anda dimanfaatkan, karena memang itulah derajat sebaik-baiknya manusia.
Memanfaatkan Â
Kalau ada yang dimanfaatkan, pastilah ada yang memanfaatkan. Sederhananya begini saja, orang yang memanfaatkan (orang lain), jangan-jangan tidak menemukan apa-apa dari dirinya yang bisa dimanfaatkan.
Ini tentu berbahaya. Kalau Anda selalu memanfaatkan (orang lain), jangan-jangan Anda tidak menemukan hal yang bermanfaat dari diri Anda. Kalau sudah begini, jangan-jangan Anda akan menjadi orang yang tidak bermanfaat untuk hidup Anda.
Memilukan sekaligus memalukan. Sedih. Ya, sedih, kalau ada orang yang tidak tahu apa manfaat dari dirinya hadir ke dunia ini. Jangan bangga menjadi orang yang sering memanfaatkan (orang lain). Bisa-bisa itu adalah bukti awal kalau tidak ada yang bisa dimanfaatkan dari diri Anda.
Jadi, coba cek, apakah Anda lebih sering memanfaatkan orang lain dibanding dimanfaatkan? Kalau lebih banyak memanfaatkan, maka cobalah cari cara agar Anda sesekali dimanfaatkan oleh orang lain.
***
Dimanfaatkan atau memanfaatkan pada akhirnya adalah tentang mindset dan pola pikir kita. Bisa jadi kita pernah melakukan keduanya. Tidak masalah, selama kita melakukannya sesuai porsi.
Jika Anda tidak bisa instalasi listrik, maka manfaatkanlah petugas listrik yang mengerti, Anda memanfaatkan, dia dimanfaatkan. Kalau Anda bisa membetulkan genteng, bantulah jika diminta tetangga Anda, Anda dimanfaatkan dan dia memanfaatkan Anda.
Bahkan sesungguhnya, bukankah dalam hidup ini tugas kita sebenarnya adalah saling "memanfaatkan" dalam kebaikan dan saling "dimanfaatkan" untuk kebaikan?