Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Umur Itu Dipinjamkan (Bayar), Bukan Diberikan (Gratis)

16 Februari 2021   21:51 Diperbarui: 16 Februari 2021   22:10 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa umur Anda hari ini? 20,30,45 atau 60 tahun? Apa yang sudah Anda hasilkan dengan usia Anda hari ini? Apa saja, bisa karya, warisan anak yang shaleh dan berbakti dan lain sebagainya.

Coba rehat sejenak. Ambil jeda. Sebelum saya menuliskan hal ini, saya sudah lebih dulu melakukannya. Itulah kenapa ada baiknya jika saya mengajak siapa saja untuk kembali melihat apa yang sudah kita lakukan hingga usia kita hari ini.

Coba ambil pena dan buku harian atau apapun itu. Coba ingat lagi, mulai dari Anda dewasa secara akal atau secara hukum (baligh) katakan di awal umur belasan tahun, apa yang sudah berhasil Anda catatkan dalam sejarah kehidupan Anda.

Untuk mengelompokkannya lebih mudah, mari kita lihat cara sederhana untuk melihat seberapa bermanfaat usia Anda hingga saat ini.

Prestasi Dunia

Coba tuliskan dan renungkan sejenak, sudah berapa banyak piala dunia yang Anda dapatkan? sudah berapa banyak penghargaan dari manusia yang berhasil Anda kumpulkan?

Jejerkan semuanya di depan Anda. Atau jika sudah terlalu banyak, maka pergilah ke lemari penghargaan dan lihat satu-satu penghargaan dan piala dunia dari prestasi yang sudah Anda raih.

Ini bukan tentang gagah-gagahan. Ini bukan tentang membanggakan diri, ini hanyalah tentang mencoba melihat secara sederhana sudah berapa banyak kontribusi yang kita berikan terhadap dunia, sesederhana dengan melihatnya dari berapa banyak prestasi yang bisa kita ukir selama kita hidup.

Tidak masalah besar atau kecil. Intinya prestasi dunia. Tidak masalah lokal atau global, yang penting prestasi. Bahkan, tidak masalah dapat penghargaan atau tidak, selama itu adalah prestasi, minimal menurut Anda, maka silakan Anda cantumkan di prestasi dunia Anda. 

Prestasi Masa Depan

Bisakah Anda menargetkan berapa lama Anda hidup? bisa saja. Tapi apakah itu akan menjadi kenyataan? nanti dulu. Manusia berhak berusaha dan berharap. Tapi pada akhirnya ada sang Maha yang menentukan segalanya.

Nah, jangan berhenti di pencapaian dunia Anda. Jika Anda berhenti di prestasi dunia, maka prestasi itu akan berhenti seiring usia Anda berhenti. Anda harus lanjut ke prestasi masa depan yang sudah dan akan Anda rencanakan.

Coba cek, sudah sejauh mana prestasi masa depan Anda? Sudah berapa banyak karya atau usaha yang akan berguna dan bermanfaat untuk Anda di kehidupan akhirat kelak?

Menulis buku itu prestasi dunia. Tapi jika buku itu bermanfaat dan ada satu orang saja yang mengamalkan isi kebaikan dari yang Anda tulis, maka itu adalah milestone prestasi akhirat atau masa depan Anda.

Membeli semen untuk membangun rumah Anda bisa jadi adalah prestasi dunia Anda karena mampu membuat rumah mewah. Tapi membeli semen untuk membangun rumah ibadah, bisa jadi adalah capaian prestasi yang akan sangat bermanfaat untuk Anda kelak.

Kebaikan (prestasi akhirat/masa depan) memang semestinya tidak perlu diingat. Tapi dengan melihat sudah sejauh mana pencapaian prestasi masa depan Anda, tentu adalah hal yang berbeda.

Gunanya sangat sederhana, agar jika Anda sadar kalau prestasi masa depan Anda masih sedikit, maka Anda bisa sedikit berlari lebih kencang untuk memperbanyak prestasi Anda, mumpung Anda masih bisa melihat matahari sekarang.

***

Coba Anda hitung-hitung sekarang, mana yang lebih banyak, prestasi dunia atau prestasi masa depan Anda? Jika Anda sudah tahu mana yang lebih banyak, maka Anda bisa kembali memperbanyaknya, mumpung masih ada waktu dan usia hari ini.

Ingat, waktu yang diberikan Allah itu tidaklah gratis. Semua akan diminta pertanggungjawabannya di hari kemudian kelak. Jika sudah begini, maka masihkah ada waktu Anda untuk melakukan hal-hal buruk di dunia ini?

Sebuah ungkapan indah ini semoga bisa menjadi bahan renungan kita bersama,

"Hitung-hitunglah Dirimu (amal kebaikanmu) sebelum kau akan diperhitungkan (seluruh amalmu) di hari kemudian kelak" 

Semoga bermanfaat

Salam bahagia

Be the new you

TauRa

Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun