Akhlak baik itu menular sebagaimana juga perbuatan buruk menular. Dulu, ada seorang rekan kerja saya yang memang hobinya terlambat. Singkatnya, dia berteman dengan seseorang yang tidak pernah terlambat tapi seperti tidak bisa menolak setiap kali diajak pergi dan seterusnya.
Singkatnya, dalam beberapa bulan kemudian, teman yang tadinya disiplin, tiba-tiba untuk pertama kalinya terlambat. Dan setelahnya, terlambat seperti sudah menjadi hobinya seperti beberapa teman yang lain.
Jika kita punya sikap rendah hati, maka tunjukkanlah sikap itu dalam rapat, misalnya. Jika kita punya sikap antusias dan gemar membantu, maka tunjukkan hal itu dalam keseharian kita dan begitu selanjutnya.
Sederhananya, contohkan saja hal baik itu, lakukan secara rutin, maka jangan kaget kalau hal baik itu akan menular.
3. Contohkan Visi Hidup
Jika Anda hidup seperti saat ini, maka pasti Anda butuh perjuangan. Lalu bagaimana kalau Anda ingin hidup jauh lebih baik dari saat ini? Ya, tentu perjuangan yang harus Anda lakukan jauh lebih besar di banding sekarang.
Lalu bagaimana caranya Anda bisa menjadi contoh dalam memiliki visi hidup? gampang. Coba tanya diri Anda sendiri. Apakah situasi Anda 10 tahun yang lalu sama dengan sekarang? dan akan seperti apa situasi Anda 10 tahun yang akan datang (jika Anda hidup) menurut Anda?
Coba jawab 2 pertanyaan ini. Kalau Anda sudah menjawabnya dan ternyata jawabnya adalah sama saja antara sekarang, yang lalu dan nanti, apakah jangan-jangan Anda sendiri belum punya visi hidup yang jelas? Jika belum jelas, bagaimana mungkin Anda bisa menjadi contoh untuk orang lain?
Dengan sedikit merenung, bertanya ke diri sendiri dan keluarga terdekat kita, mungkin bisa membantu kita melihat sejauh mana diri kita sudah berjalan di kehidupan yang terbatas ini.
***
Tugas kita sesungguhnya bukan (saja) menjadi contoh bagi orang lain, apalagi hanya sekadar memberi contoh. Tapi jauh lebih besar dari itu, tugas kita adalah bagaimana bisa memberikan manfaat ke sebanyak mungkin orang, atau sekurang-kurangnya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga.
Ingat selalu hal ini, kalau sesungguhnya, sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Bukan yang paling banyak memberikan contoh kepada orang lain.