Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini 4 Fokus Esensial di Tahun yang Vital

3 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 3 Januari 2021   09:29 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fokus pada 4 hal esensial di tahun ini dan perhatikan apa yang terjadi (tokopedia.com)

Pembahasan sebelumnya, saya sudah coba uraikan 5 hal yang harus kita perbarui di tahun ini. Silakan dilihat kembali

"Baca : Perbarui 5 hal penting"

Perbarui artinya, Anda sudah ada "barang" nya, tinggal diperbarui ke model baru, cara baru, pendekatan baru dan lain sebagainya. Intinya, tetap mengacu pada 5 aspek yang penting untuk kita perbarui.

Pertanyaannya kemudian adalah, setelah kita perbarui, apa yang kita inginkan dari pembaruan itu? Hal utama yang kita ingin capai dari pembaruan yang kita lakukan adalah adanya improvement atau peningkatan dan kemajuan dari apa yang sudah kita perbarui atau tingkatkan.

Nah, kali ini kita akan bahas tentang area perbaikan apa saja yang perlu segera kita benahi, agar "improvement" kita nyata terasa dan terasa nyata. Minimal ada 4 fokus untuk dilakukan di tahun yang penuh harapan ini.

1. Fokus ke Depan, Bukan ke Belakang

Jika kita berusia 30 tahun, anggaplah potong masa kecil, SD sampai SMP 17 tahun, maka dari SMA hingga usia 30 tahun kita sudah menghabiskan total 13 tahun (sampai usia 30 tahun). Pertanyaannya, setiap tahun berganti, apa yang sudah kita karyakan untuk pribadi, keluarga, kelurahan, kecamatan, nusa dan bangsa? 

Apakah kita lebih sering melihat kegagalan kita di masa lalu di banding fokus ke masa depan dengan persiapan yang lebih baik? Apakah ada yang masih belum juga move on dari putus cintanya di tahun 2018 hingga saat ini? 

Ataukah ada yang masih menyesali kegagalannya ikut seleksi penerimaan pegawai dari 3 tahun yang lalu? atau mungkin ada yang masih menyesal dan berhenti menulis hanya gara-gara tulisannya takpernah dimuat di media cetak? atau ada hal lainnya di masa lalu yang mengganggu kita hingga saat ini?

Kalau itu terjadi, maka bertaubatlah. Anda bisa saja mengambil jatah usia Anda yang begitu berharga hanya untuk meratapi sesuatu yang tidak bisa Anda ubah lagi. Ya, saya harus mengulang kalimat ini,

"Jangan ratapi masa lalu yang tidak bisa Anda ulang lagi, fokuslah bekerja di masa kini dan tataplah masa depan"

Jadi, Jika Anda ingin merasakan peningkatan yang cepat di tahun ini, maka fokuslah pada masa depan, bukan meratapi masa lalu.

2. Lihat Keluar, Jangan (selalu) Ke dalam

Melihat ke dalam itu baik, bahkan sangat baik. Hal ini akan membantu kita untuk terus meningkatkan rasa syukur dengan apa yang sudah kita peroleh. Mungkin situasi kita belum ideal, tapi dengan melihat ke dalam diri sendiri, dengan semua nikmat yang Allah berikan, tentu akan membuat kita menjadi pribadi yang tidak mudah mengeluh.

Namun, melihat keluar untuk menghadapi tahun yang penuh tantangan ini ternyata juga perlu. Hal ini agar kita tidak menjadi pribadi yang "sekadar" menjalani hidup dengan seadanya saja. 

Dengan melihat keluar, maka kita tahu kalau tantangan semakin tidak mudah, jadi dengan itu kita mulai mempersiapkan diri dengan lebih serius dan lebih baik lagi.

Jika Anda seorang karyawan, maka dengan "melihat keluar", di mana banyak rekan Anda yang sudah promosi jabatan, maka Anda akan terpacu untuk berprestasi lebih baik lagi agar bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Melihat keluar ini baik untuk menantang diri Anda melompat lebih tinggi. 

3. Indahkan Proses

Semua orang ingin cepat sukses. Semua orang ingin berlomba-lomba mencapai puncak karir. Pertanyaan saya, apakah sebuah gedung pencakar langit dibangun tanpa peletakan batu pertama?

Ya, semua butuh langkah pertama untuk mencapai ribuan langkah yang kita inginkan. Semuanya butuh pijakan pertama untuk meraih bintang di awan. Ini yang sedikit orang bisa memahami dan menikmati perjalanan mencapai puncak itu.

Proses itu mendewasakan. Persis seperti proses menjadi orangtua. Pasti mula-mula kita menjadi anak dulu, baru kemudian menikah dan menjadi orangtua dengan adanya anak kita. Dan coba perhatikan, dalam perjalanan menjadi orangtua, pasti banyak hal yang kita lakukan untuk mencapai predikat orangtua itu.

Begitulah proses, dia berjalan dan selamanya akan begitu. Tinggal pilihan di tangan kita. Apakah kita akan menikmati proses yang ada? ataukah kita memilih untuk mengabaikan dan mangacuhkan setiap proses itu tanpa menikmatinya?

Akhirnya tetap saja sama. Kita pasti tetap akan menua (kalau umur panjang), baik kita menikmati proses atau kita tidak menikmatinya. Pilihlah yang bijak.

4. Targetkan " Buat Pencapaian", Bukan "Menghindari Kesalahan"

Di dalam buku yang sangat menarik yang berjudul "Leadership Is Language" yang ditulis oleh L. David Marquet, dia mengatakan kalau kita perlu fokus pada membuat pencapaian dan bukan sekadar fokus menghindari diri dari kesalahan.

Orang yang fokus hanya pada menghindari kesalahan, maka akan cenderung menjadi pribadi yang pasif dalam sikap dan statis dalam aktivitas. Kenapa? karena fokusnya adalah menghindari kesalahan, sehingga dia lebih memilih untuk tidak melakukan apapun atau tidak melakukan banyak hal.

Tapi, jauh lebih baik jika fokus kita adalah untuk membuat pencapaian, secara khusus di tahun harapan ini. Karena dengan fokus pada membuat pencapaian, maka kita tidak pernah takut dengan kesalahan dan ketidakberhasilan, karena kita paham sepenuhnya kalau hal ini adalah bagian dari jalan kesuksesan.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apa pencapaian yang ingin Anda capai di tahun ini? Coba jawab dengan jelas dan penuh keyakinan.

***

"Hidup memang tidak mudah bagi mereka yang memaknainya begitu, Tapi hidup ini nikmat dan menyenangkan bagi mereka yang memaknainya demikian" (T-Alqa)

Ya, hidup akan selalu begitu. Tergantung siapa yang memaknainya. Semakin Anda tepat memaknai hidup ini, maka kehidupan akan berjalan "sesuai" dengan apa yang Anda inginkan.

Ingat, Tuhan selalu lebih segalanya dari masalah apapun yang kita hadapi.  Janganlah berdoa untuk meniadakan masalah dalam hidup ini, tapi berdoalah agar kita selalu mampu menghadapi setiap persoalan besar dalam hidup ini. Karena sesungguhnya, kita jauh lebih hebat dari masalah itu, karena kita adalah produk langit, sedangkan masalah adalah produk manusia.

Saya ulangi sekali lagi,

"Kita adalah produk langit, sedangkan masalah adalah produk manusia" (TauRa)

Semoga 4 fokus esensial ini bisa menjadi "panduan" kita untuk menancapkan sejarah terbaik, minimal dalam kehidupan kita dan keluarga.

Semoga bermanfaat dan selamat menjadi pribadi yang baru

Be The New You
Salam bahagia

TauRa
Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun