Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Cara Hebat Kang Bakso Saling Bantu Tanpa Saling Tahu

19 Desember 2020   17:16 Diperbarui: 19 Desember 2020   17:24 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling bantu tanpa saling tahu itu luar biasa (liputan6.com)

Suatu sore di akhir pekan yang cukup cerah di kota Jogja, saya berkesempatan keliling kota Jogja bersama keluarga. Perjalanan kami akhirnya singgah di kawasan kota gede. Itu minimal yang tertulis di papan penunjuk jalan yang saya lihat waktu itu.

Saya tentu saja tidak hapal setiap likukan daerah di Jogja, tetapi mengeksplornya tentu saja punya kenikmatan tersendiri yang tidak bisa diurai dengan kata-kata. Nikmat dan menentramkan pikiran. Itulah mungkin 2 kata yang sedikit mewakili situasi yang ada saat itu.

Entah bagaimana caranya, kami mendadak tertarik dan berhenti di sebuah warung bakso yang biasa saja, hampir sama seperti warung wakso pada umumnya. Tapi mungkin itu lebih seperti semi warung, karena tempat berteduhnya hanyalah tenda dan tidak jauh dari sebuah pohon rindang.

Mungkin yang membedakan "warung bakso" itu dengan yang lain adalah tingkat keramaiannya. Tempat bakso yang saya singgahi ini sangat ramai pembeli, padahal tepat di depan kang bakso ini, ada sebuah warung bakso juga yang anehnya sangat sepi pembeli.

Setelah memesan bakso, kami pun mulai mencoba menikmati bakso itu dan ternyata.... wajar, wajar, wajar.. itu kata yang keluar dari mulut kami begitu merasakan kenikmatan bakso itu. Ya, wajar kalau baksonya begitu ramai pembeli, karena memang rasanya nikmat sekali. Luar biasa, pikir saya.

Tepat setelah kami selesai makan, pada saat itu juga bakso buatan "kang bakso" itu ludes dan habis terjual. Beberapa orang yang belakangan datang harus merasakan kecewa karena tidak kebagian bakso yang nikmat itu.

Pada saat kang bakso itu mulai membereskan dagangannya, di sini lah mulai terjadi dialog antara saya dan kang bakso ini yang ternyata memberikan pelajaran yang luar biasa untuk kita semua. 

Saya bertanya ke kang bakso itu,

"Mas, baksonya laris banget ya..."

"Iya, alhamdulillah.." jawabnya singkat dicampur senyum.

"Satu hari 100 mangkuk lebih mas terjual..?" tanya saya menggunakan salah satu teknik untuk mengetahui estimasi pendapatan hariannya. 

"Alhamdulillah lebih mas kalau 100.." balasnya santun.

Lalu saya melanjutkan lagi dengan pertanyaan "interogasi" selanjutnya.

"Mas, kan mas nya laris banget dagangannya, kenapa gak ditambah aja mas porsi dagangannya mulai besok, biar lebih banyak dapat untungnya mas..!" tanya saya lagi.

Kang bakso itu tertawa. Lalu kemudian dia memberikan jawaban yang sungguh mengejutkan.

"Oalaah mas, kalau saya tambahin terus porsi dagangan saya jadi lebih banyak, memang benar untung saya jadi lebih banyak, tetapi warung bakso di depan itu kapan larisnya mas...! Kita kan pedagang harus saling bantu ya kan mas... Biar saya segini aja lakunya, asal yang lain juga bisa dapat untung.." Jawab kang bakso itu.

Saya kaget sekaligus kagum mendengar jawaban kang bakso itu. Bagaimana tidak, meskipun dia punya potensi untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak, tapi dia memilih untuk berbagi "keuntungan" dengan pedagang lain yang tidak begitu beruntung.

Dia memilih untuk mencukupkan jam jualannya, porsi dagangannya dan sebagainya, selama orang lain juga mendapatkan potensi keuntungan yang sama. Dia tahu, kalau mungkin dia semakin lama berjualan, maka bisa jadi keuntungannya lebih banyak, tapi dia memilih untuk mencukupkan waktu dan porsi jualannya. Sungguh suatu akhlak yang layak di contoh.

Lebih hebatnya lagi, dan ini yang menjadi poin pentingnya adalah, dia "membantu" kang bakso yang lain (yang di depan warungnya itu), tanpa diketahui oleh kang bakso yang "dibantunya" itu. Di sini lah letak kualitas dari niat dan bantuannya yang tulus itu.

Coba kita bayangkan bersama, jika semua pemilik usaha atau UMKM melakukan hal yang sama di Indonesia, apa yang akan terjadi dengan UMKM kita? Coba kita bayangkan, jika semangat persaingan yang ada di UMKM atau pedagang kita, tidak mengalahkan jiwa persahabatan dan saling tolong antar sesama kita?

Ya, saling membantu dalam kebaikan selalu lebih baik di banding saling sikut apalagi menyangkut hal yang buruk. Dan kali ini, seorang kang bakso memberikan pelajaran bagaimana cara terbaik untuk saling bantu adalah tanpa harus saling tahu.

Semoga bermanfaat

Salam

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun