Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada! Ini 3 Penyebab Orang Iri Selalu Ada

13 Desember 2020   10:00 Diperbarui: 28 April 2021   08:45 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sadarlah kalau kelebihan setiap orang berbeda, jadi tidak perlu iri (popmama.com)

Jadi, mulai hari ini, cobalah untuk melihat kembali wajah kita di cermin. Masih ada? kalau ada, maka bersyukurlah. Karena di saat yang sama, ada jutaan orang yang sudah tidak mampu lagi melihat wajahnya di cermin. Fokus saja ke diri sendiri dan keluarga kita, maka sifat iri ini bisa kita kikis bahkan hilangkan.

2. Suka Berteman dengan Sesama Orang Iri

Bisa jadi si A adalah pribadi yang tidak iri, tetapi setiap hari berkumpul dan berteman dengan orang iri, maka lama-lama si A juga berpotensi jadi orang iri. Itulah salah satu alasan kenapa teman itu memang harus dipilih. Siapa teman-teman kita, cukup menentukan bagaimana kualitas pribadi dan masa depan kita.

Semakin baik orang-orang di sekeliling kita, maka jangan kaget kalau kehidupan kita pun akan baik. Sebaliknya, jika buruk kualitas teman kita, maka wajar kalau kualitas pikiran kita, hati dan jiwa kita juga berpotensi buruk, termasuk terjangkit penyakit iri ini.

Jadi, mulai saat ini, coba list kembali teman-teman kita, pilihlah mana yang bisa membantu kita ke arah yang lebih baik dan mana yang tidak. Setelah Anda pilih, maka selanjutnya Anda sudah paham apa yang harus Anda lakukan.

3. Kurang Dekat Dengan sang Pencipta

Iri itu sumbernya di hati. Dan cara mengobatinya adalah dengan kembali kepada sang Pencipta hati, yaitu Allah. Dengan semakin dekat dengan sang Pemilik hati, maka kita akan dihindarkan dan dilindungi dari segala macam penyakit hati, termasuk iri.

Sebaliknya, semakin jauh kita dari sang Pemilik hati, maka jangan kaget kalau penyakit hati akan sangat rentan menghampiri kita, termasuk iri ini. Ingat, rasa iri ini bisa saja muncul kepada siapapun. Tetapi minimal, kita akan bisa "menekannya" jika kita semakin dekat dengan sang Pencipta.

Baca: Mengatasi Iri Hati dengan Filsafat

Pilihan sekarang ada di tangan kita, apakah kita akan membiarkan rasa "iri" yang mungkin tumbuh di hati kita (meskipun kecil) untuk terus berkembang dan pada akhirnya bisa merusak kita? ataukah kita memutuskan untuk menjadi pribadi yang "bebas" dari rasa iri yang buruk?

Pilihan ada di tangan kita. Tapi apapun pilihan kita, maka pribadi dengan sifat iri ini pasti akan selalu ada di kehidupan  ini.

Semoga bermanfaat

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun