Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahagia Itu Sekarang dan "di Sini", Bukan Nanti dan "di Situ"

27 November 2020   09:02 Diperbarui: 27 November 2020   09:05 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika ada yang melihat kebahagiaan hidup itu harus seperti kehidupan orang lain, maka bisa jadi dia telah kehilangan kebahagiannya" (TauRa)

Seorang anak SMA melihat betapa bahagia dan bersyukurnya mereka yang sudah kuliah karena terbebas dari aturan seragam. Ketika dia sudah kuliah, dia melihat kalau betapa nikmatnya orang yang sudah bekerja karena sudah punya penghasilan sendiri.

Ketika selesai kuliah dan diapun bekerja, dia melihat lagi betapa indah dan bahagianya orang yang sudah menikah. Lalu waktu mengizinkannya menikah, hingga diapun melihat betapa indah dan bahagianya kalau punya anak.

Ketika sudah punya anak, dia ingin lagi agar anaknya besar, sekolah, menikah bahkan ingin dan merasa bahagia kalau sudah punya cucu seperti yang dirasakan orang lain dan begitu selanjutnya.

Pertanyaannya, adakah yang salah dengan hal itu? mungkin sekilas tidak. Tetapi sesungguhnya ada yang hilang, yaitu momen untuk menikmati dan berbahagia dalam setiap fase kehidupan yang sudah dilewatinya.

Bahagia itu sekarang (pixabay.com)
Bahagia itu sekarang (pixabay.com)

Happiness Is Now

Coba Anda bayangkan, seorang anak yang akan merasa bahagia jika harus begini dan begitu, maka sesungguhnya dia sudah kehilangan momentum kebahagiannya saat ini juga. Daripada harus bahagia dengan syarat ini dan itu, mengapa tidak bahagia dengan situasi yang ada saat ini saja?

Lain lagi misalnya seorang karyawan yang merasa bahagia kalau menjadi pimpinan, bisa jadi dia sudah kehilangan kebahagiaan saat ini pada saat dia menjadi karyawan biasa. Jika ini terus diikuti, maka jangan kaget kalau banyak kehidupan orang yang pada akhirnya berakhir dengan penyesalan.

Bahagia tidak perlu syarat dan aturan. Dia sesungguhnya ada di dalam hati kita. Seorang ayah yang melihat anaknya tertidur saja bisa merasakan bahagia. Seorang suami yang dimasakkan makanan kesukaannya oleh istri juga bisa merasa bahagia.

Seorang karyawan yang menikmati momen meeting nya bersama rekan kerja pun bisa saja merasakan bahagia. Memberi makan orang yang sedang kelaparan juga bisa menimbulkan kebahagiaan. 

Berbagi ilmu dan keterampilan kepada mereka yang belum bisa keterampilan itu juga bisa menimbulkan kebahagian. Termasuk Menyantuni anak yatim, orang-orang tua yang tidak mampu dan turunannya juga bisa menimbulkan kebahagiaan di hati kita. Karena sejatinya bahagia itu ada di diri kita, bukan di tempat lain. Dan bahagia itu adalah sekarang, dimana dan dalam situasi apapun kita berada.

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, apakah ada kunci sederhana agar kita merasakan kebahagiaan dalam hidup ini? Tentu saja ada. Berikut adalah kunci agar kita bisa menikmati kebahagiaan dalam hidup di setiap fase kehidupan kita.

Cinta kasih adalah salah satu kunci bahagia (tribunnews.com)
Cinta kasih adalah salah satu kunci bahagia (tribunnews.com)

1. Cinta Kasih adalah Kebahagiaan

Cinta adalah kunci yang pertama. Di dalam buku "Love Is The Answer" yang ditulis oleh Arvan Pradiansyah, dia menggambarkan bagaimana cinta bisa menjadi solusi terhadap banyak situasi yang mungkin kita hadapi dalam hidup.

Jika kita bertengkar dengan pasangan, lalu cinta kita hadirkan kembali, maka pertengkaran bisa berakhir dan pada akhirnya kebahagiaan kembali muncul dan begitu selanjutnya.

Cinta kasih berfokus pada kelebihan masing-masing yang dibalut dengan rasa cinta. Dengan cinta kasih kita menyadari kalau setiap kita pasti memiliki keindahan dan kelebihan. Apakah dalam akhlak, dalam kecerdasan, dalam harta dan lain sebagainya.

Cinta tentu saja dalam aspek yang seluas-luasnya. Kita harus mencintai diri sendiri sebelum orang lain, kita harus mencintai keluarga terdekat kita, kita harus mencintai saudara kita sebangsa dan setanah air, bahkan kita harus mencintai makhluk lain yang ada di bumi ini.

Kalau cinta ini kita tumbuh suburkan, maka bukan hanya kebahagiaan yang muncul dalam hati kita, tetapi juga kedamaian dan ketentraman di muka bumi ini akan tumbuh subur.

Kasih sayang sesama makhluk adalah kunci bahagia lainnya (review.bukalapak.com)
Kasih sayang sesama makhluk adalah kunci bahagia lainnya (review.bukalapak.com)

2. Kasih Sayang Adalah Kebahagiaan

Jika cinta kasih sering berfokus pada kelebihan yang dimiliki, maka kasih sayang berfokus pada kekurangan yang dimiliki oleh orang lain. Kita pasti punya kekurangan. Pasangan kita juga punya. Tetangga kita pun demikian, dan seluruh manusia dan setiap makhluk ciptaan Allah pasti juga punya kekurangan.

Dengan kasih sayang, maka kita bisa mengerti dan memahami, kalau setiap orang wajar melakukan kesalahan karena memang sifat kita yang tidak sempurna dan penuh dengan kekurangan. Dengan sifat kasih sayang, kita tidak mudah menyalahkan, menghakimi bahkan membenci siapapun.

Lebih jauh, kasih sayang ini akan memunculkan ketenangan dan kebahagiaan di dalam jiwa terdalam kita, dan kita akan lebih mengerti dan memahami kenapa terjadi suatu hal yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan kita atau keinginan orang pada umumnya.

Menerima kelebihan orang lain itu mudah, tetapi memahami dan menerima kekurangan orang lain itu tidak mudah dan perlu memiliki sifat kasih sayang ini. 

Allah sebagai pencipta tentu saja memiliki sifat ini, itulah kenapa kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat dan meminta ampun dan akan dimaafkan oleh Allah selama kita melakukan taubat yang sebenar-benarnya.

Jadi, jika ingin bahagia, maka milikilah sifat kasih sayang terhadap sesama kita.

***

Bahagia tidak perlu lagi diciptakan. Dia sudah ada disekeliling kita. Amati kembali anak, keluarga, tetangga dan sesama rakyat Indonesia dengan penuh "cinta kasih" dan "kasih sayang", maka di sana kita bisa menemukan kebahagiaan.

Jangan tambah syarat-syarat untuk Anda bahagia. Tetapi jadikan saja "syarat-syarat" itu (jika ada, misalnya punya uang lebih banyak, rumah, mobil dll) untuk menjadikan Anda lebih bahagia dari sebelumnya. Lebih bahagia artinya Anda sudah bahagia saat ini, dan syarat-syarat itu hanya sebagai pelengkap saja, bukan tujuan utama.

Selamat bahagia untuk setiap kita dan ingat selalu kalimat berikut ini,

"If You Wanna Be Happy, Be Happy Now"

Semoga bermanfaat

Salam

Be The New You

TauRa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun