Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ini 3 Alasan Kenapa Anak Harus "Bersahabat" dengan Salah

21 November 2020   15:29 Diperbarui: 25 November 2020   02:38 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah acara keagamaan yang kebetulan mengundang saya, ternyata ketua panitia penyelenggaranya adalah anak remaja yang (mungkin) masih di bangku SMA atau mungkin lebih muda.

Tentu sebuah prestasi jika ada seorang anak, apalagi masih sangat muda, bisa dipilih dan dipercaya menjadi ketua panitia acara yang cukup besar itu. 

Ketika dipanggil ke panggung untuk menyampaikan kata sambutan, para hadirin mulai bersorak keras seperti memberi semangat ke anak remaja tadi.

Baru saja dia jalan beberapa langkah, si anak muda tadi sudah jatuh karena tersandung sesuatu. Sorak gemuruh semakin keras kala itu, antara menertawakan dan menyemangati. 

Ketika sudah sampai di tepi panggung, si anak itu kembali tersandung dan jatuh. Gemuruh teriakan lagi-lagi semakin kencang untuk menyemangati si anak.

Belum berhenti sampai di sana, pada saat berjalan di atas panggung, si anak kembali tersandung kabel microphone dan lagi-lagi terjatuh. 

Benar, saya menyaksikan situasi itu sudah seperti komika yang sedang menghibur warga tanpa berkata-kata, sangat menarik.

Dan puncaknya adalah, ketika si anak mulai mengucapkan salam tanda dia akan mulai bicara, entah bagaimana (sudah pasti karena grogi di panggung dan akumulasi grogi dalam perjalanan ke panggung sebelumnya), kabel mic tadi terlepas dan itu adalah puncak "kebahagiaan" para hadirin dan disambut dengan tepukan tangan riuh gemuruh kala itu.

Di tengah suara gemuruh itu, seorang bapak berkata persis di belakang saya, "Wajar ya salah-salah begitu, namanya juga anak muda..."

Saya tertegun sejenak dan ini yang akan coba kita ungkap lebih jauh tentang 3 alasan mengapa seorang anak memang harus "bersahabat" dengan kesalahan. Mari kita lihat lebih jauh.

1. Kesalahan adalah Informasi Bahwa Ada yang Namanya Benar
Ketika anak remaja tadi dianggap "salah" karena terjatuh dan menjatuhkan kabel mic, di situlah justru poin pentingnya. Dia jadi tahu kalau dengan melakukan ini, maka situasinya akan begitu.

Dengan kata lain, maka di kesempatan selanjutnya dia akan lebih hati-hati dan tidak melakukan hal yang serupa. 

Ya, kesalahan telah menginformasikan si anak itu bahwa ada sesuatu yang benar yang seharusnya dia lakukan.

Ketika seorang anak balita menangis untuk meminta susu, lalu ibunya mengajarinya untuk lebih baik memberikan kode"begini dan begitu", maka anak itu jadi tahu kalau untuk meminta susu, dia cukup memberikan kode "begini dan begitu" dan ibunya pun langsung akan membuatkan susu, minimal itu yang saya perhatikan dan itu berhasil.

Jadi, biarkan anak itu salah di awal, maka perlahan tapi pasti dia akan tahu mana yang benar yang seharusnya dia lakukan.

2. Kesalahan Memang Diciptakan Untuk Belajar
Ketika Thomas A. Edison berhasil menciptakan lampu pertamanya, dia ditanya, "bagaimana mungkin Anda bisa tetap bertahan dengan ratusan kali kesalahan yang sudah dilakukan sebelum akhirnya menemukan bohlam itu..?"

Dia dengan bijak menjawab, "Saya tidak pernah melakukan kesalahan dan kegagalan, adalah ratusan kali yang Anda anggap gagal itu, saya sebenarnya sedang belajar menemukan cara yang benar untuk menciptakan bohlam."

Ya, kesalahan atau yang kita anggap kesalahan itu pada dasarnya pasti ada di sekitar kita. Kita tidak bisa menghindarinya, karena dia memang ada. Tetapi tentu saja ini dalam konteks tidak dilakukan dengan sengaja.

Tugas kita adalah untuk menghabiskan jatah kegagalan dan kesalahan itu sesegera mungkin, sebelum mencapai satu titik yang bisa kita sebut dengan keberhasilan. 

Bahkan, meskipun kita sudah sampai di posisi berhasil, tetap saja potensi kesalahan bisa kembali kita lakukan, tetapi tentu saja kesalahan itu ada di level yang berbeda dengan kesalahan sebelumnya.

Jadi, biarlah anak Anda (khususnya) salah dalam melakukan sesuatu, karena pasti ada yang dipelajarinya dari kesalahan itu.

3. Kesalahan Membuat Kita Bertumbuh
Anak yang salah mengerjakan PR-nya itu bagus, karena setelah itu kemampuannya di PR tersebut pasti akan meningkat. 

Anak yang terjatuh ketika berjalan itu bagus, karena dikesempatan selanjutnya dia akan lebih hati-hati dan berusaha tidak jatuh.

Anak yang bertengkar dengan temannya karena kesalahannya itu bagus, karena dia jadi tahu kalau apa yang dilakukannya salah dan dia tidak akan lagi melakukan hal itu kecuali jika dia ingin dijauhi teman-temannya. Semua hal ini akan membuat anak Anda bertumbuh, khususnya secara mental.

Hal ini baik untuk pertumbuhannya dalam berbagai aspek. Jadi, biarkan anak Anda salah jika Anda menginginkan dia untuk bertumbuh. Karena selalu ada hikmah di balik setiap kesalahan yang terjadi.

***

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, apakah Anda masih takut dan khawatir jika anak Anda melakukan kesalahan? Tenanglah. Biarkan anak Anda tahu kalau ada yang namanya benar, biar dia belajar dan pada akhirnya biar dia bertumbuh menjadi lebih baik.

Jika sekolah mengajarkannya kurikulum sekolah, maka biarkanlah kehidupan mengajarkannya kurikulum kehidupan yang penuh dinamika dan romantika sembari tetap dalam bimbingan Anda dan lindungan Allah SWT. 

Semoga bermanfaat
Salam
Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun