Dengan kata lain, maka di kesempatan selanjutnya dia akan lebih hati-hati dan tidak melakukan hal yang serupa.Â
Ya, kesalahan telah menginformasikan si anak itu bahwa ada sesuatu yang benar yang seharusnya dia lakukan.
Ketika seorang anak balita menangis untuk meminta susu, lalu ibunya mengajarinya untuk lebih baik memberikan kode"begini dan begitu", maka anak itu jadi tahu kalau untuk meminta susu, dia cukup memberikan kode "begini dan begitu" dan ibunya pun langsung akan membuatkan susu, minimal itu yang saya perhatikan dan itu berhasil.
Jadi, biarkan anak itu salah di awal, maka perlahan tapi pasti dia akan tahu mana yang benar yang seharusnya dia lakukan.
2. Kesalahan Memang Diciptakan Untuk Belajar
Ketika Thomas A. Edison berhasil menciptakan lampu pertamanya, dia ditanya, "bagaimana mungkin Anda bisa tetap bertahan dengan ratusan kali kesalahan yang sudah dilakukan sebelum akhirnya menemukan bohlam itu..?"
Dia dengan bijak menjawab, "Saya tidak pernah melakukan kesalahan dan kegagalan, adalah ratusan kali yang Anda anggap gagal itu, saya sebenarnya sedang belajar menemukan cara yang benar untuk menciptakan bohlam."
Ya, kesalahan atau yang kita anggap kesalahan itu pada dasarnya pasti ada di sekitar kita. Kita tidak bisa menghindarinya, karena dia memang ada. Tetapi tentu saja ini dalam konteks tidak dilakukan dengan sengaja.
Tugas kita adalah untuk menghabiskan jatah kegagalan dan kesalahan itu sesegera mungkin, sebelum mencapai satu titik yang bisa kita sebut dengan keberhasilan.Â
Bahkan, meskipun kita sudah sampai di posisi berhasil, tetap saja potensi kesalahan bisa kembali kita lakukan, tetapi tentu saja kesalahan itu ada di level yang berbeda dengan kesalahan sebelumnya.
Jadi, biarlah anak Anda (khususnya) salah dalam melakukan sesuatu, karena pasti ada yang dipelajarinya dari kesalahan itu.
3. Kesalahan Membuat Kita Bertumbuh
Anak yang salah mengerjakan PR-nya itu bagus, karena setelah itu kemampuannya di PR tersebut pasti akan meningkat.Â