Saya hanya menggeleng menjawab pertanyaan ibu saya tadi. Lalu beliau menyampaikan kalimat bijak di atas dan menjelaskan maksudnya.
"Nak, Kiban U Kiban Minyeuk, Kiban Ma Kiban Aneuk"
"Seperti buah kelapa, bagaimana cantik dan bagusnya buah kelapa itu, maka begitulah cantik dan bagusnya minyak yang bisa dihasilkan dari buah kelapa itu. Dan bagaimana sifat dan akhlak orangtua (khususnya ibu), maka begitulah sifat dan akhlak anaknya kelak."
Makjleb! Kalimat indah ibu saya tadi langsung masuk ke dalam relung sanubari saya. Suatu pendidikan luar biasa yang diajarkan oleh ibu saya yang mungkin dengan cara yang sederhana.
Saya jadi semakin yakin, itulah kenapa banyak orangtua dulu yang tidak terlalu gemar bicara banyak, tetapi banyak mengandung hikmah ketika berbicara, atau minimal ada pelajaran yang diambil ketika bicara.
Kalimat indah ibu saya tadi sejenak menjadi refleksi saya terhadap kehidupan. Banyak pertanyaan pun berkecamuk dalam pikiran saya. Saya adalah representasi dan ibu dan ayah saya, itu pikiran pertama saya. Kalau saya baik hari ini, itu pasti karena ajaran dan pendidikan baik dari orangtua saya dan begitu juga sebaliknya.
Setelah terdiam dan termenung beberapa saat, ibu saya lalu menepuk bahu saya dan menyampaikan kalau kita harus segera berangkat kembali. Saya menarik tangan beliau, menciumnya, lalu memeluk erat ibu saya sambil mengucapkan terima kasih karena sudah menjadikan saya hingga seperti saat ini.
Hari itu saya belajar suatu hal yang luar biasa dari ibu saya yaitu,
"Belajar dari buku bisa menghasilkan kecerdasan, Belajar dari guru bisa menghasilkan kearifan, tetapi belajar dari ibu bisa menghasilkan akhlak, kepribadian dan masa depan yang cerah" (TauRa)
Terima kasih ibu, saya memeluk ibu saya erat sambil berlalu.
Semoga bermanfaat.
Salam