Menjadi pahlawan dalam berbagai aspeknya bisa jadi adalah harapan setiap manusia. Seorang Ibu adalah pahlawan untuk anak dan suaminya. Seorang ayah adalah pahlawan untuk istri dan anak-anaknya. Orangtua, pahlawan untuk anak dan keluarganya. Guru, pahlawan untuk murid dan sekolahnya dan begitu selanjutnya
Singkatnya, setiap orang adalah pahlawan jika dia memaknai dirinya sebagai pahlawan terhadap apa yang dia lakukan. Bahkan, jika seseorang menganggap dirinya pun bukan pahlawan, tetapi lingkungannya menganggap dia adalah pahlawan, tentu itu juga lebih baik dari sekadar mengaku-ngaku pahlawan tetapi tanpa kontribusi apapun.
Lalu muncul pertanyaan, benarkan setiap kita adalah pahlawan? lalu bagaimana kalau ada orang yang tidak ingin (sama sekali) menjadi pahlawan? apakah salah? Tentu saja semua orang berhak untuk mengklaim dirinya sebagaimana yang dia mau. Meskipun di lain sisi klaim itu belum tentu sejalan dengan nilai yang dilekatkan orang lain kepada dirinya.
Satu hal yang pasti adalah, siapapun kita, maka selama kita hidup kita harus menjadi pahlawan untuk lingkungan kita atau minimal keluarga kecil kita. Kalau itu tidak terjadi, maka pasti akan ada penyesalan dalam hidup kita. Dan kali ini kita akan bahas tentang apa 3 penyesalan terbesar kalau kita hidup di dunia ini tidak menjadi pahlawan bagi siapapun.
Berikut adalah 3 penyesalan itu.
1. Hidup Dianggap Tidak Berarti
Apa jadinya jika hidup kita yang hanya satu kali ini dianggap tidak ada artinya bagi orang lain? Adanya kita dianggap seperti tidak ada karena tidak ada pengaruhnya juga. Ini adalah penyesalan terbesar yang bisa kita alami kalau kita tidak berusaha menjadi pahlawan dengan apapun yang kita lakukan.
Kita memaknai setiap hal yang kita lakukan biasa saja. Tidak berniat dan berjuang untuk memberikan nilai pada apa yang kita lakukan. Pada saat hal ini terjadi hingga kita tua nanti, maka jangan kaget kalau kita akan menyesal seumur hidup kita bahwa kita tidak bisa berkontribusi apapun untuk orang yang kita cintai.
Jadi sebelum menyesal, maka menjadi berartilah bagi lingkungan dan keluargamu.
2. Waktu Terbuang Percuma
Apa gunanya menghabiskan waktu berjam-jam bersama, tetapi kehadiran Anda secara fisik tidak diikuti dengan kehadiran Anda secara jiwa? Anda berada dirumah bersama keluarga Anda, tetapi jiwa Anda terbang dan berselancar kemana-mana.
Bukankah pada saat di rumah (misalnya) kehadiran Anda untuk keluarga selalu dinantikan? Bermain kuda-kudaan bersama anak Anda seringkali akan membuat Anda dianggap sebagai pahlawan oleh anak Anda. Mendongengkannya sebelum tidur juga seringkali akan membuat Anda mendapat gelar pahlawan oleh anak mungil Anda.Â
Lalu mengapa Anda melewatkan momen ada secara fisik itu dengan tiada secara jiwa? Jangan lakukan itu atau Anda akan menyesal karena tidak akan dianggap pahlawan oleh keluarga Anda, meskipun lagi-lagi Anda beralasan kalau Anda sedang bekerja, mengirim email dan lain sebagainya.
Ingat, waktu terus berjalan dan jangan sampai ketika anak Anda dewasa baru Anda berharap bisa mendongengkannya lagi. Itu mustahil terjadi. Karena itu sudah terlambat
3. Status Pahlawan Anda Diambil Orang Lain
Seorang ayah suatu kali melihat anaknya menggambar keluarga kecilnya. Aneh ketika anak itu menggambar si Ibu seperti super hero. Si Ayah bertanya, "Mengapa Ibu digambar super hero sedangkan ayah tidak..?"
Anak kecil polos itu menjawab :
"Ibu masih bisa memasak dan mengajari aku sehabis pulang kerja, sedangkan ayah tidak. Padahal ayah dan ibu kan sama-sama capek bekerja.."
Anda pernah berpikir begitu bagi yang keduanya pekerja? Kalau pernah maka bagus. Kalau belum pernah, maka berpikirlah. Okelah kalau istri/suami Anda yang merebut gelar pahlawan itu dari Anda.
Tetapi bagaimana kalau tetangga Anda? Teman sekolah Anak Anda? Teman pengajian istri Anda? Atau teman kantor suami/istri Anda? relakan gelar pahlawan yang seharusnya bisa Anda dapatkan berpindah ke orang lain?
Sadarlah. Pastikan gelar pahlawan yang bisa Anda genggam itu jangan sampai lepas ke orang lain. Apalagi yang menggelarinya adalah anak/istri/suami Anda sendiri? Tentu sakitnya di sini (menunjuk hati sendiri).
Jadi, sebelum menyesal, maka jadilah pahlawan segera dan saat ini juga, jangan tunda lagi. Minimal pahlawan untuk orang-orang yang Anda kasihi di dunia ini. Sehingga pada saat Anda pulang ke pangkuan ilahi nanti, keluarga Anda bisa bilang dengan tegas kalau,
"Aku sayang Ayah/Ibu/Suami/Istriku, karena dia adalah pahlawan hidupku"
Semoga bermanfaat dan jadilah pahlawan.
Salam
Be The New You
TauRa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H