Seorang teman bercerita kalau salah satu kerabatnya ada yang sakit ginjal dan harus dioperasi secepatnya. Singkatnya, seluruh keluarga ditanya apakah ada yang mau mendonorkan salah satu ginjalnya ke anak gadis yang sakit ini?. Semua kerabat mendadak bisu sejenak.
Beberapa saat kemudian, si Ibu (gadis ini) dengan setengah menangis dan suara bergetar mengatakan kalau dia bersedia menjadi pendonor. Belum sempat si ibu diperiksa dan seterusnya, Ayah gadis tadi mendadak mendatangi ruang pemeriksaan tempat si Ibu akan diperiksa. Ayah gadis itu memang baru tiba di rumah sakit karena sebelumnya baru pulang tugas dari luar kota.
Dengan tergopoh-gopoh dia berkata :
"Jangan istri saya dok, ambil saja punya saya dan tolong selamatkan anak saya.." kata si Bapak dengan tatapan penuh keberanian dan penuh cinta untuk putrinya.
Setelahnya yang tersisa hanyalah kebahagiaan karena semuanya bisa hidup lebih baik dalam cinta dan penuh dengan keakraban.
***
Kisah cinta seorang ibu kepada anaknya rasanya sudah khatam untuk kita bahas. Bagaimana perjuangannya ketika hamil, melahirkan, menyusui, bahkan merawat anak adalah cinta yang tidak bisa dibantah atau dibandingkan dengan apapun. Itu sering saya sebut dengan Unconditional Love, sebuah cinta tanpa syarat yang rasanya (hampir) tidak dimiliki oleh orang lain di dunia ini.
Baca : Ini 3 Rahasia agar Ayah Dikagumi Puterinya
Tetapi Fatherly Love ada di maqam yang berbeda. Dia adalah cinta yang menggabungkan antara ketegasan dan cinta, kasih sayang dan totalitas, cinta dan perlindungan, cinta dan tanggung jawab, hingga cinta dan keteladanan.
Sosok ayah sering hadir untuk menguatkan daripada hanya sekadar menenangkan. Dari tangan "keras" nya sering hadir sosok-sosok yang tegas, lugas sekaligus berkarakter. Dengan tempahannya seringkali menelurkan sosok inspiratif dan kuat menghadapi kerasnya zaman dan terjalnya rintangan.
Video yang Anda tonton di awal adalah gambaran sederhana bagaimana cinta ayah kepada putrinya. Ayah seringkali menyembunyikan cinta. Ayah seringkali menyimpan luka, duka dan nestapa. Hanya untuk siapa? apalagi kalau bukan untuk keluarganya, apalagi untuk puterinya tercinta.