Selain semua yang ada di mata pelajaran umum, menjadi santri juga harus melahap pelajaran Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Tajwid, Fiqh, Ushul Fiqh, Hadits, Balaghah dan masih banyak lagi. Saya tidak tega saja harus menyebutkan semuanya. Karena hanya mereka yang pernah menjadi santri lah yang tahu perjuangan yang tidak mudah ini.Â
Jangan heran kalau tidak banyak yang bisa keluar menjadi santri militan dan tamat menjadi alumni. Banyak dari ribuan yang masuk, hanya keluar beberapa puluh atau ratusan saja yang menjadi alumni santri sebuah pesantren. Kenapa? salah satu alasannya adalah tidak mudah menjadi santri, teman.
Lebih jauh, kalau setelah tamat dan masuk ke dalam dunia pekerjaan, seorang santri ketika di interview bahasa Inggris, maka jangan kaget kalau dia akan cas cis cus bahasa inggrisnya, karena memang setiap hari itu bahasa mainannya.
Kalau dia diinterogasi bahasa arab? apalagi. Ini adalah bahasa wajib di hampir semua pesantren dan santri wajib bisa bahasa arab. Keseimbangan dunia dan akhirat ini lah yang menjadikan santri adalah paket komplit dalam menghadapi tantangan global ke depan. Yakinlah.
3. Percaya Diri Tampil di Masyarakat
Suatu waktu ketika saya sedang kosong jadual khatib shalat jumat, saya tentu saja menjadi jama'ah seperti pada umumnya orang lain. Singkatnya, khatib tidak datang pada saat itu dan tentu saja membuat satu masjid kaget dan cukup kebingungan karena tidak punya khatib pengganti.
Semua tidak berani tampil menjadi khatib pengganti (mungkin karena tidak bisa atau mungkin bisa tapi tidak percaya diri). Saya tentu saja harus mengambil tanggung jawab itu dan (alhamdulillah)bisa menyelesaikan sesi itu dengan lancar seperti biasanya.
Santri akan mampu dan selalu percaya diri tampil di masyarakat. Kenapa? karena dia punya pengetahuan agama yang (cukup) mumpuni, apalagi untuk kegiatan standar (yang bagi orang lain mungkin cukup sulit) seperti imam shalat di masjid, khatib, ceramah, membaca doa dan lain sebagainya.
***
Mungkin kali ini cukup 3 alasan utama dulu ya yang saya kemukakan. Nanti detailnya boleh dibaca di buku saya aja seputar santri dan hiruk-pikuk dunia kepesantrenan. Di sana juga akan saya ulas lebih detail kenapa Anda harus segera memasukkan anak Anda ke pesantren dan lain sebagainya seputar santri.
Sekarang gimana, masihkan ada yang mau jadi orangtua yang tertipu? Ataukah Anda sudah yakin untuk menjadikan anak Anda santri yang hebat dan bisa mengikuti perkembangan zaman dengan ilmu agama dan umumnya yang seimbang? Pilihan tentu saja ada di tangan Anda sebagai orangtua. Tapi ingat, seringkali keputusan Anda sangat berandil terhadap kesuksesan anak Anda kelak, baik dunia apalagi akhirat.
Selamat Hari Santri Nasional. Majulah Santri, Jayalah Negeri.