Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Anda Pilih Mana, Uang atau Peluang?

18 Oktober 2020   09:29 Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:08 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Peluang tidak dapat mengetuk pintumu jika kau tak memberitahunya di mana kau berada." (TauRa)

Pembayaran upah per jam atau per bulan dengan segala macam kelebihan dan kekurangan yang mengikutinya tentu sudah banyak dibicarakan belakangan ini (baca : Upah per jam Oke, per bulan pun jadi). 

Bagi yang merasa sudah tahu langkah mana yang lebih baik untuk dirinya, maka bagus. Bagi yang masih ragu (dengan dirinya sendiri) mana yang lebih baik antara upah per jam atau per bulan.

Maka silakan pelajari lebih lanjut dan terus mencari tahu mana yang paling bermanfaat menurut Anda masing-masing, dalam skup luas untuk masyarakat Indonesia.

Yang menjadi lebih menarik untuk kita bahas kemudian adalah, dengan situasi yang ada saat ini, mana yang akan lebih kita prioritaskan untuk diperoleh, apakah uang (dengan segala macam besar nominalnya) atau justru peluang?

Ini yang akan coba saya ulas. Tentunya dengan harapan, kita bisa lebih mendapatkan sudut pandang yang lebih luas dalam memaknai keduanya (uang dan peluang), dan tentu saja, kita bisa lebih mengerti kalau keduanya punya kelebihannya masing-masing. Mari kita lihat.

Uang Vs Peluang 

Orang yang terlalu fokus pada uang, bisa jadi sering mengabaikan peluang. Tidak jarang, orang yang terobsesi dengan uang, rela kehilangan apa saja demi mendapatkan uang.

Di kantor (misalnya), seseorang rela memburukkan rekan kerjanya, hanya untuk mendapatkan penilaian lebih baik, yang kemudian agar mendapatkan promosi jabatan, yang ujung-ujungnya uang bertambah.

Di tempat usaha (misalnya), seseorang rela memburukkan dagangan orang lain agar dagangannya lebih laku yang ujung-ujung agar uangnya lebih banyak di banding orang lain.

Uang penting. Tetapi jangan terobsesi olehnya. Apalagi sampai merusak banyak hal hanya dengan mengharapkan uang yang lebih. 

Seringkali, orang yang terlalu berfokus kepada uang, justu kehilangan apa-apa yang dicintainya, apakah itu keluarganya, teman-temannya atau bahkan kehidupannya. 

Jadi, carilah uang yang banyak, tetapi jangan pernah abaikan sifat-sifat indah yang sudah dititipkan Tuhan kepada kita, seperti jujur, berbuat baik, sabar, dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana dengan peluang? Begini. Coba perhatikan kata peluang. \P-E-L-U-A-N-G\. Kata apa yang Anda lihat di dalam kata peluang? Ya, saya sudah mewarnainya. Anda tidak salah. Kata yang kita lihat adalah uang. Peluang terdapat uang didalamnya kalau kita sadari. Mari kita lihat contohnya.

Anda di kantor orang yang gemar membantu dan selalu disiplin dalam setiap aktivitas. Melihat hal itu, bos Anda memanggil Anda untuk mengikuti pelatihan tambahan (peluang) dan Anda ikut. 

Setelah selesai, portofolio dan kemampuan Anda meningkat? Iya. Uang Anda meningkat? belum tentu. Lalu dengan berjalannya waktu, Anda mendapatkan promosi dengan apa yang Anda lakukan dan pelatihan yang Anda ikuti. Sampai disini uang Anda meningkat? Iya. Begitulah cara kerja peluang.

Orang seringkali mengharapkan sesuatu yang instan, cepat dan seolah-olah jelas. Padahal sesuatu yang cepat dan seolah-olah jelas itu pastinya tidak besar. 

Justru sesuatu yang luar biasa dan dahsyat itu adalah buah dari akumulasi waktu, kesabaran dan keuletan dan itu semua ada di dalam kita memanfaatkan peluang.

"Uang tidak menghasilkan peluang, tetapi peluang menghasilkan uang, uang, dan uang." (TauRa)

Peluang terkadang tidak menghasilkan apa-apa di depan. Butuh sabar, ikhlas dan teman-temannya dalam menikmati peluang yang Ada. 

Misalnya Saya, dalam setahun pasti (Insya Allah terus konsisten) selalu memberikan pelatihan (online dan offline) yang sifatnya gratis antara 5-6 kali (belum termasuk permintaan alumni,komunitas dan lain-lain). 

Ini semata-mata bagian dari dedikasi saya untuk bisa menginspirasi siapa saja tanpa harus ada embel-embel bayaran dan seterusnya. Meskipun keseringan tetap saja pihak penyelenggara "memaksa" untuk minimal menyediakan transportasi dan saya tidak bisa menolaknya.

Lalu yang menarik kemudian adalah, di kesempatan selanjutnya, pihak yang sama menghubungi kembali dan terjadilah diskusi yang menghasilkan uang dikesempatan selanjutnya. Dan begitu selanjutnya dikesempatan berikutnya.

Singkatnya, jika kita fokus pada peluang, maka yakinlah, uang akan mengikutinya, cepat atau lambat. Tetapi ketika kita hanya fokus pada uang, maka jangan kaget, mungkin itu adalah uang "terakhir" yang kita dapat dari kesempatan yang ada itu dan tidak ada transaksi selanjutnya.

Lalu bagaimana dengan Anda, apakah masih terlalu fokus pada upah per jam atau per bulan yang mana keduanya adalah tentang uang? 

Atau, Anda mulai berfokus pada usaha untuk menciptakan peluang yang ada, sembari terus menantikan datangnya uang dari peluang yang Anda buat? Pilihan ada di tangan Anda. Namun seringkali, ketepatan kita dalam memilih akan berdampak terhadap kesuksesan kita kedepan.

Semoga bermanfaat
Be The New You
TauRa
Rabbani Motivator

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun