"Peluang tidak dapat mengetuk pintumu jika kau tak memberitahunya di mana kau berada." (TauRa)
Pembayaran upah per jam atau per bulan dengan segala macam kelebihan dan kekurangan yang mengikutinya tentu sudah banyak dibicarakan belakangan ini (baca : Upah per jam Oke, per bulan pun jadi).Â
Bagi yang merasa sudah tahu langkah mana yang lebih baik untuk dirinya, maka bagus. Bagi yang masih ragu (dengan dirinya sendiri) mana yang lebih baik antara upah per jam atau per bulan.
Maka silakan pelajari lebih lanjut dan terus mencari tahu mana yang paling bermanfaat menurut Anda masing-masing, dalam skup luas untuk masyarakat Indonesia.
Yang menjadi lebih menarik untuk kita bahas kemudian adalah, dengan situasi yang ada saat ini, mana yang akan lebih kita prioritaskan untuk diperoleh, apakah uang (dengan segala macam besar nominalnya) atau justru peluang?
Ini yang akan coba saya ulas. Tentunya dengan harapan, kita bisa lebih mendapatkan sudut pandang yang lebih luas dalam memaknai keduanya (uang dan peluang), dan tentu saja, kita bisa lebih mengerti kalau keduanya punya kelebihannya masing-masing. Mari kita lihat.
Uang Vs PeluangÂ
Orang yang terlalu fokus pada uang, bisa jadi sering mengabaikan peluang. Tidak jarang, orang yang terobsesi dengan uang, rela kehilangan apa saja demi mendapatkan uang.
Di kantor (misalnya), seseorang rela memburukkan rekan kerjanya, hanya untuk mendapatkan penilaian lebih baik, yang kemudian agar mendapatkan promosi jabatan, yang ujung-ujungnya uang bertambah.
Di tempat usaha (misalnya), seseorang rela memburukkan dagangan orang lain agar dagangannya lebih laku yang ujung-ujung agar uangnya lebih banyak di banding orang lain.
Uang penting. Tetapi jangan terobsesi olehnya. Apalagi sampai merusak banyak hal hanya dengan mengharapkan uang yang lebih.Â
Seringkali, orang yang terlalu berfokus kepada uang, justu kehilangan apa-apa yang dicintainya, apakah itu keluarganya, teman-temannya atau bahkan kehidupannya.Â