Transfer pemain sepakbola di 5 Liga Top Eropa memang sudah berakhir tanggal 6 Oktober lalu. Dengan segala hiruk-pikuknya, memang bursa transfer selalu menarik untuk disimak.
Meski kali ini tidak seagresif biasanya, banyak klub besar di Eropa cenderung lebih banyak melakukan pinjaman dibanding belanja pemain. Situasi keuangan klub yang memang sedang terganggu pandemi mungkin salah satu penyebabnya.Â
Tetapi harus diakui, ada juga klub yang tetap royal dengan kemampuan finansial nya yang kuat, Chelsea adalah salah satu contoh dari sedikit klub yang royal di bursa transfer kali ini.
Yang menarik adalah, banyak klub yang "terpaksa" menjual pemainnya secara khusus pemain yang kontraknya tinggal setahun lagi. Hal ini tentu saja disebabkan karena klub tidak ingin harus melepas pemainnya secara cuma-cuma di akhir kontrak pemainnya itu.Â
Di sisi lain, pemain yang kontraknya tinggal setahun lagi, dan tidak ingin memperpanjang kontrak di klub itu, maka klub peminat punya nilai tawar yang tinggi untuk menawar pemain itu dengan angka yang lebih murah. Alasan kontraknya tinggal setahun adalah penyebabnya.
Thiago Alcantara adalah salah satu contoh pemain yang kontraknya habis tahun depan di Munchen. Setelah diketahui menolak perpanjangan kontrak, maka Munchen bergerak cepat untuk menjualnya "murah" daripada harus kehilangan gratis tahun depan.Â
Liverpool yang juga berminat dengan Thiago langsung merapat dan membelinya yang dikabarkan hanya seharga 26-27 juta Pounds. Singkatnya, kedua klub untung dengan situasi ini.
Tapi tahukah Anda bagaimana awalnya aturan transfer ini bisa berlaku hingga saat ini? Semua bermula dari kejadian yang menimpa Jean-Marc Bosman yang terjadi pada tahun 1990.
Pada saat itu, Bosman adalah pemain RFC Liege, klub divisi satu Liga Belgia. Bosman yang kontraknya habis saat itu, ingin pindah ke klub USL Dunkerque asal Prancis.
Namun yang terjadi kemudian, RFC Liege meminta biaya transfer meskipun kontrak klub itu bersama Bosman sudah selesai. USL Dunkerque tentu saja menolak biaya transfer itu karena merasa seharusnya Bosman sudah bebas memilih klub baru, dan transfer pun akhirnya batal.