Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

3 Kunci Rahasia Disayang Atasan Tanpa Caper

23 September 2020   07:39 Diperbarui: 23 September 2020   07:40 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cara maju yang terbaik dimanapun kita berada adalah maju dengan prestasi, tanpa menyikut, menyikat dan menyudutkan orang lain" (TauRa)

Sukses memang terkadang dicapai seseorang dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang sukses dengan cara alami. Ada yang dengan menyingkirkan orang lain (yang ini tidak akan lama dan tenang jiwanya), ada yang dari keturunan orang sukses dan lain sebagainya.

Jika sukses adalah harapan setiap orang, maka sukses dengan cara yang elegan tentu adalah sebuah prestasi di banding dengan cara-cara culas dan sejenisnya. Di kantor misalnya, politik kantor (lain kali mungkin akan kita bahas tentang ini) yang sering dikaitkan dengan mendapatkan kekuasaan di kantor, seringkali dijadikan citra yang buruk untuk menjatuhkan lawan main, bahkan kawan main kita.

Ketika sudah haus jabatan dan kekuasaan, terkadang sangat mudah bagi orang untuk menyingkirkan orang lain demi alasan eksistensinya di kantor dan tentu saja ini adalah hal yang keliru.

Lalu pertanyaan selanjutnya, adakah cara atau kunci rahasia yang akan membuat kita disayang oleh atasan kita tanpa perlu harus caper (cari perhatian) dengan atasan kita? Nah, karena ada permintaan yang membahas hal ini, maka kali ini kita akan kupas jawabannya. Berikut adalah kunci rahasianya :

1. Buat Laporan Sebelum Diminta

Ketika memulai karir awal dulu sehabis kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan, kebiasaan atasan saya adalah meminta laporan rencana kerja harian sebelum jam 6 pagi setiap harinya di hari yang sama. Awalnya saya mencoba mengikuti ritme itu dan setelah beberapa minggu saya mulai mengubah kebiasaan saya.

Saya mulai mengirimkan laporan rencana kerja besok, pada hari sebelumnya sekitar jam 7 malam atau sehabis pulang kerja. Saya jadi lebih bisa mempersiapkan diri untuk pekerjaan besok dengan baik dan ternyata secara perlahan rekan-rekan saya yang lain pun mulai mengikuti apa yang saya lakukan dan mereka justru merasa terbantu dengan mengirimkan rencana kerja 1 hari sebelumnya.

Singkatnya, semua orang senang dan atasan saya pun senang dengan yang saya lakukan. Dan yang lebih membahagiakan saya, ketika suatu hari atasan saya bicara dengan atasannya lagi, bahwa dia senang dengan apa yang saya lakukan hingga akhirnya apa yang saya lakukan mulai ditiru oleh banyak orang. 

Padahal saya merasa hanya melakukan hal kecil, tetapi ternyata tidak ada hal kecil yang luput dari pengamatan atasan kita, jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.

2. Punya Inisiatif Sebelum Diminta

Jangan pernah bawa masalah ke meja kerja atasan Anda tanpa Anda mensiapkan beberapa alternatif solusi di dalam nya (ini jika atasan Anda sudah menguasai beberapa seni Leadership, meskipun ada atasan yang memang sangat senang memberikan solusi langsung kepada bawahannya agar terkesan pintar, padahal justru belum tentu).

Dalam sebuah meeting, ketika semua orang terdiam dengan pertanyaan atasan kami, maka saya datang dengan membawa beberapa alternatif solusi untuk dapat dipilih sebagai alternatif. Singkatnya, salah satu solusi yang saya tawarkan dipakai untuk menjawab sebuah persoalan yang sedang dihadapi.

Di luar meeting, atasan saya mengajak saya ngobrol berdua dan mengucapkan banyak terima kasih dengan ide yang saya berikan dan saya juga menyampaikan hal yang sama. Singkatnya, dia menjadi teman untuk saya dan hingga kini pun kami tetap berteman.

3. Tidak Pernah Memburukkan Atasan ke Tim Lain

Ketika bertemu sesama rekan kerja selevel, maka gosip dan saling menceritakan atasan sering menjadi menu utama. Upayakan hindari menceritakan atasan Anda bahkan jika di desak oleh tim atau divisi lain. Terkadang satu hal yang Anda sampaikan akan menjadi sepuluh hal yang keluar.

Saya lebih memilih untuk langsung membicarakan dengan atasan yang sudah seperti teman tadi, jika ada kendala dan tantangan, dibandingkan harus menceritakan keburukan orang lain. Karena saya tahu semua punya kelemahan dan semua orang punya ruang untuk memperbaiki diri.

Suatu hari atasan saya tadi bertanya (menyelidik) dengan teman lain dan bertanya apakah saya pernah menceritakan apapun tentang dia? Dan (alhamdulillah) semua teman saya mengatakan kalau saya bersih terkait hal itu.

Singkatnya, bahkan suatu hari atasan saya itu merekomendasikan posisi nya untuk saya karena dia harus pindah ke luar kota dan saya pun berhasil masuk ke posisinya itu. 

Ketika saya tanya kenapa dia merekomendasikan saya? apakah dia tidak takut karirnya akan saya kejar? Dia dengan enteng mengatakan, kalau orang yang berkualitas pada akhirnya tetap akan menemui tempat yang terbaik mau bagaimanapun caranya. Tentu suatu bukti ketulusan dari seorang atasan.

Nah, dengan 3 kunci rahasia ini, jika Anda juga coba praktikkan dalam karir Anda sehari-hari, maka jangan kaget kalau Anda akan menjadi pribadi yang dinanti kehadirannya dimanapun Anda berada. Tentu ada kunci-kunci lainnya, tetapi dengan terlalu banyak kunci, maka Anda akan kesulitan untuk membuka pintu rumah kesuksesan Anda. 

Kuasai dan praktikkan ini dimanapun Anda berada dan selamat menjadi pribadi yang baru.

Semoga bermanfaat

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You" 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun