Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dear Orangtua, Jangan Larang Anak Melek Teknologi dengan Gadget!

11 September 2020   22:42 Diperbarui: 11 September 2020   22:32 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempelototi gadget dalam waktu lama tentu sangat tidak baik, apalagi jika yang melakukannya anak-anak. Di Inggris, konon infonya anak-anak yang berusia 2 tahun kebawah bahkan dilarang sama sekali untuk memegang gadget, apalagi memainkannya.

Tetapi lagi-lagi "alasan kita", ini kan Indonesia, Bukan Inggris, Ya, Anda benar seratus persen. Ini masih Indonesia dan (Insya Allah) tidak akan menjadi Inggris. Kalau di sana di larang, tentu di sini berbeda, begitu dalih kita. 

Singkatnya, di sini, ada yang di larang (oleh orang tuanya), ada pula yang justru sengaja diberikan untuk mendiamkan si anak dan orang tua bisa melanjutkan browsing-nya.

Di bandara beberapa waktu lalu, saya bahkan menyaksikan anak kecil sekitar 2-3 tahun, sedang begitu asyik melihat sebuah channel artis dan di sebelahnya si orang tua sedang asyik memainkan HP nya dan dia senang karena anaknya anteng dan tidak mengganggu keseruannya.

Lalu pertanyaannya, bagaimana sikap kita, apakah diberikan saja HP itu kepada anak kita, atau dilarang saja, atau antara keduanya dengan pengawasan ketat? Silakan di jawab sendiri menggunakan pendekatan yang pernah saya bagikan di tulisan sebelumnya :

Baca : Artikel Kecerdasan Buku Vs Kecerdasan Jalanan.

Bagi yang berkonsep kecerdasan buku, silakan gunakan pendekatan itu dalam menjawab pertanyaan di atas. Dan bagi penganut kecerdasan jalanan, juga silakan jawab pertanyaan di atas. Atau bagi yang berkonsep keduanya silakan disesuaikan jawabannya.

Baiklah, sekarang saya ingin mengajak Anda untuk menyimak dan memahami sebuah kalimat yang pernah saya sampaikan dalam sebuah pelatihan saya, yang kebetulan pertanyaan ini ditanyakan oleh seorang ibu yang khawatir anaknya akan kecanduan gadget dan mengganggu kesehatan mata.

"Jika Anda Tinggal di Pinggir Laut, Jangan Pernah Larang Anak Anda Bermain Air, Tetapi Justru Ajarilah Dia Cara Berenang" (TauRa)

Anak kita sekarang ini hidup di zaman teknologi dan tentu saja berbeda dengan zaman orang tuanya. Kalau kita melarang anak kita untuk mengetahui teknologi sedari dini, maka orang lain yang akan melakukannya duluan dan pada saat kita sadar, maka kita sudah jauh tertinggal. Yang paling penting tentu saja adalah cara memberinya ruang untuk menggunakan alat itu, apakah untuk alasan kesehatanya dan lain sebagainya, rasanya pada bagian ini semua orang tua sepakat.

Melarang anak untuk menggunakan teknologi melalui gadget nya justru akan semakin membuat dia penasaran. Dan kita tahu, orang yang penasaran, lambat laun akan mau melakukan "curi-curi" untuk sekadar mengatahui apa yang dilarang itu. Tugas orang tua tentu saja memberitahu apa yang baik, apa yang tidak boleh dilakukan dan tentu saja atur waktunya sesuai dengan kesepakatan.

Muncul pertanyaan selanjutnya, "kan lebih baik mengajarkan anak-anak ilmu agama dulu, baru kemudian mengajarkan dia ilmu dunia termasuk teknologi..?" Hmmmm.. mungkin boleh membaca tulisan saya yang ini (baca : Penyakit orang berilmu), hati-hati, bisa-bisa kita terjebak dalam penyakit tersebut.

Poin pentingnya adalah, zaman sudah berubah, dan pendekatan pengajaran tentu harus disesuaikan. Jangan "melarang" terlalu keras anak-anak itu untuk menggunakan teknologi, tetapi persis seperti kalimat "bijak" di atas, ajari dia (karena belum tahu), bimbing dia (karena masih kecil) dan arahkan dia ke jalan yang benar dengan menggunakan teknologi yang ada sembari tetap berada dalam rel yang benar dan iman yang kuat. Tetapi selalu ingat, ada hal yang mesti zaman berubah tetapi ia tidak boleh berubah, itu lah nilai-nilai luhur seperti kejujuran, integritas, keimanan dan seterusnya. Zaman boleh berubah, tetapi hal ini jangan.

Semoga bermanfaat

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun